Benarkah Berhenti Merokok Bisa Turunkan Risiko Kanker Paru-paru?

10 Oktober 2018 15:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kanker paru-paru tidak mengenal golongan apapun (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Kanker paru-paru tidak mengenal golongan apapun (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mungkin kamu sudah cukup sering mendengar bahwa merokok bisa menyebabkan kanker paru-paru. Tapi bagaimana penjelasannya sehingga rokok bisa seberbahaya itu?
ADVERTISEMENT
Penjelasannya, rokok mengandung berbagai zat kimia seperti benzena, polonium-20, benzo(a)pyrene, dan nitrosamin yang dapat menyebabkan kerusakan pada DNA. Kerusakan inilah yang kemudian bisa mengakibatkan timbulnya berbagai macam kanker, termasuk kanker paru-paru.
Jadi para perokok sebaiknya berhenti merokok saja? Apa benar berhenti merokok dapat menurunkan risiko kanker paru-paru pada orang-orang yang sudah telanjur jadi perokok?
Jawabannya, menurut hasil riset yang dilakukan peneliti di Vanderbilt University Medical Center, adalah ya, berhenti merokok dapat menurunkan risiko kanker paru-paru. Hanya saja, hasil riset tersebut juga menyebutkan bahwa risiko kanker baru dapat berkurang secara signifikan dalam waktu lima tahun.
Riset tersebut dilakukan dengan cara memeriksa catatan kesehatan pada 8.907 warga Framingham, Massachusetts, yang telah dipantau selama 25 hingga 34 tahun. Sebanyak 284 kasus kanker paru-paru didiagnosis, hampir 93 persen di antaranya terjadi pada kaum perokok berat, orang-orang yang memiliki kebiasaan merokok setidaknya satu pak sehari selama 21 tahun atau lebih.
Ilustrasi merokok (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi merokok (Foto: Thinkstock)
Lima tahun setelah berhenti merokok, risiko terkena kanker paru-paru pada mantan perokok berat turun hingga 39 persen dibandingkan orang yang masih merokok, dan terus menurun seiring berjalannya waktu.
ADVERTISEMENT
“Kenyataannya, risiko kanker paru-paru akan turun dengan cukup cepat setelah berhenti merokok, dibandingkan dengan orang yang masih merokok,” kata Harry Tindle, direktur Vanderbilt Center for Tobacco, Addiction, and Lifestyle, dilansir Medical Express.
Meski demikian, risiko kanker paru-paru pada orang yang pernah menjadi perokok berat mungkin tidak akan hilang sepenuhnya. Sebab, berdasarkan hasil riset, 25 tahun setelah berhenti merokok, risiko kanker paru-paru mereka tetap tiga kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan orang-orang yang tidak pernah merokok.
Ilustrasi asap rokok  (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi asap rokok (Foto: Shutterstock)
Mengingat adanya risiko kanker pada perokok, terutama pada perokok berat, maka jangan pernah menunda keinginan untuk berhenti merokok. “Jika Anda merokok, maka saat ini adalah waktu yang tepat untuk berhenti,” kata Tindle.
Adapun bila Anda bukan perokok, jangan pernah mencoba merokok agar paru-paru Anda tetap sehat.
ADVERTISEMENT