Benarkah Darah Kaum Muda Bisa Lawan Penuaan Otak?

24 Februari 2018 10:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kantong darah (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Kantong darah (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mungkin ini akan terdengar seperti kisah horor, tapi sejak beberapa tahun lalu para peneliti telah berhasil melakukan peremajaan pada otak tikus tua dengan menginfus darah tikus muda dan darah dari manusia remaja.
ADVERTISEMENT
Saat itu belum diketahui bagaimana hal itu dapat terjadi. Tapi kini, para peneliti telah berhasil menemukan petunjuk bagaimana teknik aneh ini bekerja.
Dilansir Science Alert, ternyata yang membuat otak tua dari tikus kembali muda adalah sebuah enzim yang membantu otak berusia lanjut terhindar dari penurunan kognitif.
Rangkaian penelitian panjang ini bermula empat tahun lalu, ketika tim peneliti yang dipimpin Saul Villeda dari University of California, San Francisco, AS, berhasil menemukan bahwa dengan memberikan infus darah dari tikus muda ke tikus tua dapat meningkatkan memori dan kemampuan belajar si tikus tua.
Bukan hanya darah muda yang meremajakan otak tua, tim peneliti itu juga menemukan darah tikus lebih tua yang diberikan ke tikus muda dapat menyebabkan terjadinya penuaan kognitif pada otak si tikus muda.
Tikus (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Tikus (Foto: Pixabay)
Lambat laun akhirnya diketahui, yang berperan di sini rupanya hubungan pada hipokampus, bagian otak yang berperan sebagai tempat memproses informasi, memori, dan emosi, mengalami peningkatan.
ADVERTISEMENT
Sejak saat itu, laboratorium Villeda semakin sibuk mencari alasan di balik obat awet muda yang agak horor ini. Mereka meneliti alasan di balik peremajaan ataupun penuaan otak tikus ini dengan teknik yang disebut parabiosis, suatu teknik yang menghubungkan sistem peredaran darah dari dua tikus dengan umur berbeda.
Para peneliti menganalisis otak tikus untuk menghitung tingkat kandungan dari enzim yang diduga bersangkutan dengan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan usia.
"Awalnya saya tidak mempercayainya," ujar Geraldine Gontier, pemimpin tim peneliti studi baru soal enzim ini. "Saya melakukan eksperimen itu berulang-ulang untuk memastikan bahwa itu (hasil eksperimen) benar. Tetapi hal itu semakin jelas bahwa salah satu faktor di darah dapat mengubah tingkat Tet2 di otak."
ADVERTISEMENT
Tet2 atau ten eleven translocation methylcytosine dioxygenease 2 adalah enzim yang diketahui memiliki peran untuk mengatur aktivitas pada beberapa gen. Seiring bertambahnya usia, mutasi pada gen-gen tersebut terakumulasi dan menyebabkan meningkatnya risiko kanker, stroke, dan penyakit kardiovaskular.
Beberapa gen yang enzim itu sentuh juga diketahui bekerja untuk meregenerasi sel otak. Karena enzim Tet 2 menjadi semakin tidak efektif seiring kita menua, hal ini bisa menjadi penjelasan dibalik menurunnya kemampuan kognitif kita di usia lanjut.
Tes darah. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Tes darah. (Foto: Wikimedia Commons)
Penemuan tingkat Tet2 yang aktif di bagian hipokampus tikus tua adalah sebuah tanda bahwa diperlukannya sebuah investigasi lebih lanjut.
Para peneliti kemudian melakukan eksperimen kedua dengan menggunakan RNA untuk menghalangi aktivitas Tet2 di tikus usia tiga bulan.
ADVERTISEMENT
Tim peneliti menemukan bahwa tikus muda mengalami penurunan tingkat neuron di hipokampus mereka. Selain itu, tikus juga memperlihatkan kemampuan belajar dan memori yang lebih buruk.
Lalu dalam eksperimen terakhir, tim mendesain virus yang akan memaksa sel hipokampus untuk mengeluarkan Tet2 pada tikus dewasa.
Kemudian ditemukanlah, ada kandungan tinggi dari enzim yang menyebabkan peningkatan pada penandaan epigenetik dan kemudian membuat terjadinya produksi sel otak baru.
Meski demikian, hal itu tidak banyak membantu mereka dalam tes memori yang diberikan tim peneliti. Tapi tetap saja hal itu cukup mengagumkan.
"Ini cukup luar biasa, karena itu seperti meningkatkan memori dari seorang manusia sehat berusia 30 tahun," jelas Villeda.
"Saya menghabiskan banyak waktu saya untuk memahami bagaimana otak menua dan bagaimana kita bisa membalikkannya," ujar Gontier. "Dan dalam studi ini kita menemukan bahwa satu molekul, Tet2, mampu menyelamatkan penurunan dan meningkatkan beberapa fungsi kognitif pada otak tikus dewasa."
ADVERTISEMENT
Sejauh ini enzim tersebut hanya ditemukan di tikus, tapi jika mekanisme yang sama bisa ditemukan pada manusia, bukan tidak mungkin kita bisa menemukan sebuah jalan untuk melawan penuaan otak.
Ilustrasi transfusi darah. (Foto: Gary Cameron/REUTERS)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi transfusi darah. (Foto: Gary Cameron/REUTERS)