Bentuk Telinga Pengaruhi Pendengaran Manusia

13 Maret 2018 20:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Telinga anak (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Telinga anak (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Setiap orang memiliki bentuk daun telinga yang berbeda-beda. Namun meski berbeda-beda, ternyata bentuk telinga tak hanya jadi ciri khas dari wajah kita, tetapi juga mempengaruhi pendengaran kita.
ADVERTISEMENT
Temuan tersebut merupakan hasil studi yang telah dipublikasikan di Journal of Neuroscience. Studi itu dilakukan oleh tim peneliti yang dipimpin oleh Régis Trapeau, ahli saraf dari University of Montreal.
Dalam studi tersebut, tim peneliti menemukan bahwa menutup bagian luar telinga dapat secara drastis menurunkan kemampuan seseorang untuk menentukan sumber suara.
"Ketika kita letakkan sumber suara berada di atas kepala peserta eksperimen, dia malah mengatakan bahwa sumber suara berasal dari bawah," ujar Trapeau, dilansir New York Times.
Namun hal ini tidak berlangsung lama. Sebab, biasanya otak akan menyesuaikan bentuk baru dari telinga, dan membuat seseorang kembali memiliki kemampuan untuk menemukan sumber suara dengan akurasi yang sama seperti sebelumnya.
Menurut Trapeau, kita bisa menemukan sumber suara dengan menggunakan telinga dikarenakan kita mengetahui bentuk telinga kita sendiri. Dan ketika bentuknya berubah, maka kita memerlukan waktu untuk bisa beradaptasi dengan hal itu.
Telinga manusia. (Foto: pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Telinga manusia. (Foto: pixabay)
Kemampuan Menemukan Sumber Suara
ADVERTISEMENT
Sebelumnya para peneliti telah mengetahui bahwa kemampuan kita untuk menemukan sumber suara berasal dri perbedaan waktu tibanya gelombang suara pada kedua telinga kita.
Jadi jika kita mendengar suara dering ponsel dari sebelah kiri, maka suara dering akan sampai ke telinga kiri lebih dahulu dan kemudian telinga kanan. Setelah itu barulah otak memberitahukan ke mana kita harus melihat.
Namun tim peneliti juga tertarik untuk mempelajari bagaimana otak memproses informasi yang didapat saat bagian luar telinga tertutup.
Eksperimen pada Telinga
Untuk menemukan itu, mereka menyiapkan suatu eksperimen dengan menggunakan alat-alat seperti cetakan telinga dari silikon, sebuah kubah kecil berisikan pengeras suara dan juga alat fMRI untuk merekam aktivitas otak.
Saat sesi pertama eksperimen, para peserta dibuat untuk mendengar beberapa suara di sekitar mereka sebelum telinganya dijejali dengan potongan silikon.
ADVERTISEMENT
Lalu pada sesi selanjutnya, para peserta kembali diperdengarkan suara di dalam kubah tapi dengan telinga yang telah dijejalkan potongan silikon.
Para peneliti menemukan terjadinya penurunan signifikan terhadap kemampuan menemukan sumber suara pada peserta di sesi kedua tersebut. Tapi pada sesi selanjutnya, setelah seminggu telinga mereka dijejali dengan potongan silikon, para peserta dapat dengan lebih baik menemukan sumber suara.
Ilustrasi Telinga Berdengung (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Telinga Berdengung (Foto: Pixabay)
Selain itu, pada hasil pemindaian fMRI ditemukan juga bahwa jika suara berasal dari lokasi yang tinggi, neuron di otak memberikan respons yang rendah.
Ini artinya, neuron akan menunjukkan tinggi lokasi suara tersebut berdasarkan respons mereka sendiri.
Tim peneliti juga menemukan, ketika pertama kali para peserta eksperimen mengenakan potongan silikon dan mengalami kesulitan menemukan sumber suara, neuron pendengaran mereka juga bekerja secara tidak beraturan.
ADVERTISEMENT
Temuan ini memberikan kesimpulan bahwa menemukan sumber suara memerlukan otak untuk mengkoordinasikan antara gelombang suara dengan pemahaman kita atas suatu ruang, tak peduli bagaimana telinga kita memodifikasi suara itu sendiri.
Diharapkan, temuan ini bisa membantu terciptanya alat bantu dengar yang lebih baik dan juga meningkatkan pemahaman kita terhadap telinga.