Berapa Banyak Sampah yang Ada di Bulan?

3 Maret 2018 14:05 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sampah di bulan (Foto: NASA)
zoom-in-whitePerbesar
Sampah di bulan (Foto: NASA)
ADVERTISEMENT
Pernah kita membayangkan soal seberapa banyak sampah di Bulan? nyatanya, sama seperti di Bumi. Di Bulan juga tidak luput dari sampah. Diketahui sebagian sampah-sampah tersebut adalah sisa dari komponen yang ditinggalkan oleh manusia setelah mendarat di Bulan.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari laman berita Live Science, Sabtu (3/3) sampah-sampah yang ada di Bulan tersebut adalah sampah yang ditinggalkan oleh astronaut NASA yang mendarat di bulan antara periode 1969 hingga 1972. Sedangkan sisanya adalah sampah dari program-program penjelajahan luar angkasa. Program tersebut banyak dilakukan oleh Amerika, India, Jepang, Rusia dan beberapa negara di Eropa.
Menurut Kepala Sejarah NASA, William Barry, serpihan-serpihan yang ditinggalkan tersebut adalah akibat dari kesalahan manusia. Menurutnya waktu itu, para peneliti berpikir bahwa Bulan memiliki semacam pasir hisap yang mampu menyerap serpihan yang tertinggal, ternyata perkiraan tersebut meleset.
Sampah di bulan (Foto: NASA)
zoom-in-whitePerbesar
Sampah di bulan (Foto: NASA)
Menurut analisisnya, para astronaut tersebut tidak berpikir untuk membawa alat-alat itu ke Bumi. Karena hal tersebut hanya akan menambah beban dan menghabiskan bahan bakar. Diperkirakan, jika disatukan jumlah sampah tersebut, bobotnya bisa mencapai 400.000 lbs atau setara dengan 181.000 kilogram di Bumi.
ADVERTISEMENT
"Setiap proyek yang dijalankan, seperti mendarat di Bulan, Astronaut hanya melakukan segala sesuatunya sesuai dengan misi yang diberikan. Secara sederhana, dapat dikatakan kita (NASA) dapat mendaratkan manusia ke Bulan, mendapatkan sampel yang dibutuhkan dan kita bisa memulangkan mereka (ke Bumi) dengan selamat," ujar Barry.
Selain sisa dari astronaut, menurutnya banyak peralatan dari sisa-sisa penelitian yang ditinggalkan di Bulan. Biasanya setelah menyelesaikan misinya, robot-robot yang dikirim ke Bulan tidak dikirim lagi ke Bumi. Ia mengambil contoh soal Lunar Crater Observation and Sensing Satellite (LCROSS). Alat tersebut dikirim ke Bulan untuk penelitian soal keberadaan air di Bulan. Namun, hingga misinya selesai, alat tersebut masih di Bulan atau dengan kata lain hanya menambah jumlah sampah di Bulan.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, menurut Barry, tak sepenuhnya sampah itu menjadi masalah. Karena, sampah-sampah seperti itu juga berguna bagi para peneliti. Mereka dapat mempelajari tentang seberapa kuat alat tersebut dapat bertahan di luar angkasa. Selain itu, tidak semua alat yang ditinggalkan tersebut adalah sampah.
Seperti contohnya laser yang ditinggalkan Apollo 11, diketahui laser tersebut masih digunakan hingga sekarang. Laser itu digunakan untuk mengukur jarak antara Bumi dan Bulan. Dari penelitian tersebut diketahui bulan bergerak menjauhi Bumi 3,8 cm per tahun.
Selain itu, sampah ini juga akan berguna untuk masa depan. Menurutnya, manusia di masa depan dapat belajar dari alat-alat peninggalan NASA, European Space Agency dan Russian Space Agency Roscosmos dan negara lain.
ADVERTISEMENT