Bukan Aphelion, Ini Penyebab Suhu di Bandung dan Yogya Jadi Dingin

6 Juli 2018 19:27 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suhu di Bandung. (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Suhu di Bandung. (Foto: Dok. Istimewa)
ADVERTISEMENT
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin ikut angkat bicara mengenai fenomena suhu udara di beberapa kota di Pulau Jawa yang belakangan hari ini menjadi lebih dingin.
ADVERTISEMENT
Thomas mengaku dirinya mendapat pertanyaan dari banyak orang mengenai adakah hubungan fenomena ini dengan aphelion, posisi Bumi terjauh dari Matahari, pada setiap bulan Juli.
Mungkin yang bertanya demikian berpikir bahwa semakin jauh jarak Bumi dari Matahari, maka akan semakin rendah atau dingin suhu di Bumi.
Namun begitu, Thomas menjelaskan, fenomena suhu udara yang lebih dingin di beberapa kota di Pulau Jawa belakangan hari ini “tidak ada hubungannya dengan aphelion, karena perubahan jarak Matahari ke Bumi tidak terlalu signifikan mempengaruhi suhu permukaan Bumi."
Suhu di Girimekar. (Foto: Dok.Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Suhu di Girimekar. (Foto: Dok.Istimewa)
Melalui akun Facebook-nya pada Jumat Thomas menerangkan, suhu udara dipengaruhi oleh distribusi panas di bumi akibat perubahan tahunan posisi matahari.
“Saat ini matahari berada di belahan utara, sehingga belahan selatan mengalami musim dingin. Tekanan udara di belahan selatan juga lebih tinggi daripada belahan utara. Akibatnya angin bertiup dari selatan ke utara. Angin ini pula yang mendorong awan menjauh ke utara sehingga di Indonesia mengalami musim kemarau,” papar Thomas.
ADVERTISEMENT
Thomas menuturkan, pada musim kemarau saat ini angin bertiup dari arah Australia yang sedang musim dingin ke arah utara menuju Indonesia. “Itu sebabnya masyarakat di Jawa pada saat ini mengalami udara yang dingin,” tegas Thomas.
Belakangan hari ini sejumlah warga di beberapa kota di Pulau Jawa memang mengeluhkan suhu udara yang lebih dingin dari biasanya di kota mereka. Sejumlah warganet di Bandung, Jawa Barat, misalnya, mendadak mengunggah screenshoot suhu udara yang mencapai 15-14 derajat celcius. Mereka pun mempertanyakan suhu dingin yang tak biasa itu di media sosial.
Tak cuma warga di Bandung, warga di Yogyakarta juga banyak yang mempertanyakan mengapa suhu di kota mereka belakangan hari ini menjadi lebih dingin.
ADVERTISEMENT
Pertanyaan ini kemudian membuat Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta mengeluarkan pengumuman bahwa suhu dingin ini disebabkan kondisi bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta sedang memasuki musim kemarau sehingga suhu udara jadi lebih dingin terutama di malam hari. Selain itu, seperti halnya penjelasan Thomas, suhu dingin ini disebabkan juga oleh angin dari Australia yang bersifat kering dan dingin.
Penyebab Suhu Yogyakarta Lebih Dingin (Foto: BMKG Yogyakarta)
zoom-in-whitePerbesar
Penyebab Suhu Yogyakarta Lebih Dingin (Foto: BMKG Yogyakarta)
Kepala Humas BMKG Harry Tirto Djatmiko menuturkan, fenomena suhu dingin yang dipertanyakan ini sebetulnya merupakan fenomena alam yang biasa terjadi. Hal itu kerap terjadi di bulan Juli-Agustus setiap tahunnya.
"Karena di situ merupakan bulan-bulan puncak kemarau. Indikatornya monsun Australianya sudah aktif. Ditandai adanya aliran massa udara dingin dari Australia yang menuju ke Asia," ujar Harry saat dihubungi kumparan, Jumat (6/7).
ADVERTISEMENT