Cat Pilox dan Ancaman Terhadap Rafflesia arnoldii

30 Juni 2017 18:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bunga Rafflesia arnoldii (Foto: REUTERS/Jeremy Holden/Harvard University/Handout)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bunga Rafflesia arnoldii (Foto: REUTERS/Jeremy Holden/Harvard University/Handout)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menarik pengunjung sebanyak-banyaknya.
Barangkali itulah yang ada dalam khayal pikiran pengelola hingga memutuskan untuk mengecat tanaman Rafflesia arnoldii yang hanya mekar selama 3-8 hari saja. Di hari mekarnya yang keempat atau kelima itu, pengelola yang merupakan warga Desa Taba Teret, Bengkulu Tengah, mengecat bunga Rafflesia yang sudah mulai menghitam.
ADVERTISEMENT
Bunga Rafflesia adalah identitas Provinsi Bengkulu dan salah satu puspa langka dari tiga bunga nasional Indonesia selain puspa bangsa (melati putih atau Jasminum sambac) dan puspa pesona (anggrek bulan atau Phalaenopsis amabilis) berdasarkan Keppres Nomor 4 Tahun 1993 tentang Satwa dan Bunga Nasional.
Pengecatan tersebut tentu saja mengecewakan para pengunjung yang datang untuk melihat si Rafflesia yang sering disalahartikan dengan bunga bangkai.
"Kesan alami hilang karena bunga sudah berubah warna merah tua, setelah pengelola memberi cat jenis pilox warna merah," kata Tantra Yuda, seorang pengunjung bunga langka itu, Kamis (29/6).
Bukan hanya persoalan penampilan yang tak lagi alami, pengecatan juga dikhawatirkan mengancam keberlangsungan hidup bunga Rafflesia.
Rafflesia arnoldii yang dicat (Foto: Dok. Bara KPPL Bengkulu Utara)
zoom-in-whitePerbesar
Rafflesia arnoldii yang dicat (Foto: Dok. Bara KPPL Bengkulu Utara)
"Itu sangat mengganggu dan jelas berdampak sangat buruk ke Rafflesia," ujar Yayan Wahyu C. Kusuma, peneliti Kebun Raya Bogor-LIPI saat dihubungi kumparan (kumparan.com), Jumat (30/6).
ADVERTISEMENT
Sebagai tumbuhan parasit obligat, Rafflesia hidup dengan menyerap nutrisi dari inangnya yang berasal dari genus Tetrastigma. Satu-satunya bagian tubuh Rafflesia adalah bunga dengan lima kelopaknya, tanpa akar, daun, maupun batang. Diameter bunga langka ini ketika mekar 70 hingga 110 sentimeter dengan tinggi mencapai 50 sentimeter dan berat hingga 11 kilogram.
Putik dan benang sari sebagai organ reproduksinya berada dalam satu rumah, di bagian bawah cakram yang berada di tengah bunga. Butuh waktu sekitar sembilan bulan bagi bunga Rafflesia untuk tumbuh dan mekar. Rafflesia, seperti bunga lainnya membutuhkan serangga yang membantu penyerbukannya.
Ketika dihubungi oleh kumparan via chat, Yayan menjelaskan bahwa jika cat tidak sampai pada bagian dalam bunga, kecil kemungkinan akan mengenai kepala putik atau benang sari. "Namun demikian, segala bentuk gangguan terhadap bunga Rafflesia memang dikhawatirkan memiliki dampak terhadap kondisi bunga dan terganggunya polinator penyerbuk," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
kumparan kemudian mengirimkan foto tampilan bunga Rafflesia yang telah dicat. Melihat foto tersebut, Yayan khawatir pengecatan dilakukan hingga bagian dalam bunga dan berdampak buruk pada reproduksi bunga.
"Mengganggu proses ekologi yang secara alami terjadi di Rafflesia, visitasi serangga, proses penyerbukan, pembuahan, dan pembentukan biji," papar Yayan menjelaskan sederetan ancaman pengecatan terhadap Rafflesia, padma raksasa yang langka.
Bau khas bunga Rafflesia merupakan daya tarik utama agar serangga datang dan membantu penyerbukan. Bau cat bisa jadi menyamarkan bau khas yang dimiliki bunga hingga mengganggu datangnya serangga.
Pengecatan juga bisa merusak tanaman hingga pollen (serbuk bunga) dan kelamin bunga. Ancaman yang akan berdampak pada keberlangsungan hidup bunga langka yang kini terancam punah.
ADVERTISEMENT
Rafflesia Arnoldii asli (kiri) dan dicat (kanan) (Foto: science.kew.org - Dian Pratiwi/pengunjung)
zoom-in-whitePerbesar
Rafflesia Arnoldii asli (kiri) dan dicat (kanan) (Foto: science.kew.org - Dian Pratiwi/pengunjung)