Cegah Kebakaran Lahan, Badan Restorasi Gambut Ciptakan Sipalaga

16 Februari 2019 13:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kebakaran hutan dan lahan akibat musim panas semakin meluas dan mendekati pemukiman warga di kecamatan Dumai Barat kota Dumai, Dumai, Riau. Foto: ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid
zoom-in-whitePerbesar
Kebakaran hutan dan lahan akibat musim panas semakin meluas dan mendekati pemukiman warga di kecamatan Dumai Barat kota Dumai, Dumai, Riau. Foto: ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid
ADVERTISEMENT
Kebakaran hutan dan lahan gambut di Indonesia sering kali terjadi akibat kondisi kekeringan. Tingginya muka air di lahan gambut bisa menjadi indikator adanya potensi kondisi kekeringan tersebut atau tidak.
ADVERTISEMENT
Pemantauan tinggi muka air di lahan gambut ini adalah hal penting dalam mencegah terjadinya kebakaran akibat kekeringan tersebut. Fakta ini membuat Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Badan Restorasi Gambut (BRG) berinovasi berupa Sistem Pemantau Air Lahan Gambut (SIPALAGA) yang dapat diakses semua orang melalui internet.
Deputi Penelitian dan Pengembangan Badan Restorasi Gambut, Haris Gunawan, mengatakan sistem online tersebut dibuat untuk mencegah potensi kebakaran lahan gambut.
Sistem ini terhubung dengan sejumlah sensor pemantau yang dipasang di dalam lahan gambut. Sensor berfungsi untuk mendeteksi tinggi muka air di dalam lahan gambut. Informasi dan data dari sensor yang dipasang inilah yang dibuat dalam sistem sehingga bisa diketahui lebih cepat dan bahkan bisa diakses melalui online secara real-time.
ADVERTISEMENT
"Data yang dikirim nantinya real-time, jadi tim BRG bisa langsung tahu kawasan mana yang rawan, nanti kita langsung ke sana," tutur Haris saat dihubungi kumparan beberapa waktu.
Selain memasang sensor pengukur ketinggian muka air, melalui sistem ini BRG juga memasang sensor untuk mengukur curah hujan dan kelembapan tanah di lahan gambut.
Haris menjelaskan kondisi lahan gambut menjadi rawan kebakaran ketika tinggi muka air menurun dan kelembapan tanah mengering. Ketika kondisi sudah pada tahap itu, BRG akan membentuk satuan petugas bersama lembaga terkait untuk membuat pemantauan lebih lanjut.
Hingga saat ini BRG sudah memasang 142 unit pemantau tinggi muka air lahan gambut di tujuh provinsi. BRG berencana akan menambah 30 unit alat pemantau lainnya pada 2019 ini.
ADVERTISEMENT
Hasil pemantauan 142 unit ini kini sudah bisa diakses di situs sipalaga.brg.go.id. Lewat situs ini, publik dapat melihat informasi terkait kondisi curah hujan, status lahan, tinggi muka air, kelembapan tanah, hingga status lahan-lahan gambut yang terpantau. Ada tiga status lahan gambut yang diinfokan, yakni kosong, aman, dan waspada.