China Selangkah Lebih Dekat untuk Mendarat di Sisi Gelap Bulan

24 Mei 2018 4:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gerhana bulan sebagian di Bali (Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)
zoom-in-whitePerbesar
Gerhana bulan sebagian di Bali (Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, tidak ada yang pernah mendarat di sisi gelap Bulan. Namun ada kemungkinan China akan menjadi negara pertama yang berhasil mengirimkan penjelajah ke daerah misterius tersebut.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan Reuters, pada Senin (21/5) lalu China telah meluncurkan satelit yang didesain untuk menciptakan hubungan komunikasi antara Bumi dan robot penjelajah yang akan mempelajari sisi gelap Bulan.
"Peluncuran ini adalah langkah kunci bagi China untuk merealisasikan targetnya menjadi negara pertama yang mengirimkan penjelajah ke sisi jauh Bulan," ujar Zhang Lihua, manajer proyek satelit komunikasi tersebut.
Satelit yang dinamai Queqiao itu akan mengorbit di titik sejauh 455 ribu kilometer dari Bumi dan akan menjadi satelit komunikasi pertama yang beroperasi di sana.
Dilansir Science Alert, daerah tempat satelit itu akan mengorbit dinamai sebagai Lagrange point. Daerah tersebut adalah tempat bertemunya kekuatan gravitasi Bumi dan Bulan sehingga menciptakan suatu area yang gravitasinya stabil.
ADVERTISEMENT
Pentingnya Sambungan Komunikasi
Untuk bisa menjelajahi sisi gelap Bulan, satelit penjelajah memerlukan suatu sambungan komunikasi yang baik dengan Bumi. Di sisi gelap Bulan hal itu menjadi terkendala karena komunikasi dengan gelombang radio dengan Bumi terhalang oleh badan Bulan.
Maka untuk mengakali hal tersebut, China memutuskan meluncurkan satelit Queqiao sebelum akhirnya meluncurkan penjelajah yang dinamai Chang'e-4.
Satelit Queqiao dilengkapi dengan antena radio yang nantinya akan dipasangkan di sisi jauh bulan. Antena radio tersebut merupakan hasil desain Netherlands Institute for Radio Astronomy (ASTRON).
Antena itu akan dinamai Netherlands Chinese Low-Frequency Explorer (NCLE), dan bisa membantu para peneliti untuk mempelajari sejarah alam semesta.
Gerhana bulan. (Foto: Muhammad Iqbal/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gerhana bulan. (Foto: Muhammad Iqbal/kumparan)
Heino Falcke, astrofisikawan dari ASTRON, menjelaskan bahwa dengan adanya NCLE di Bulan mereka bisa mempelajari sejarah awal alam semesta.
ADVERTISEMENT
"Di Bumi kita tidak dapat mendeteksi gelombang radio di bawah 30 MHz, karena mereka dihalangi oleh atmosfer kita. Frekuensi tersebut menyimpan informasi mengenai awal alam semesta, yang membuat kita sangat ingin mempelajarinya," ujar Falcke.
Selain antena NCLE, Queqiao juga membawa satelit kecil lain bernama Longjiang 1 and Longjiang 2. Dua satelit itu juga akan memberikan observasi radio yang datanya nanti dapat dimanfaatkan peneliti amatir untuk dipelajari.
Kedatangan Chang'e-4
Chang'e-4 sendiri direncakanakan akan meluncur ke Bulan pada Juni 2018. Namun belum dijelaskan secara pasti kapan penjelajah tersebut akan meluncur. Menurut laporan Science Alert, peluncuran Chang'e-4 akan dilakukan setelah Queqiao masuk pada posisinya di Juni nanti.
Selain itu Chang'e-4 memiliki muatan yang cukup unik, yakni ia akan membawa kentang, biji arabidopsis, dan juga telur ulat sutra ke permukaan Bulan.
ADVERTISEMENT