China Sukses Uji Coba Nuklir hingga Mencapai Suhu 7 Kali Matahari

19 November 2018 8:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi permukaan Matahari. (Foto: LoganArt via Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi permukaan Matahari. (Foto: LoganArt via Pixabay)
ADVERTISEMENT
China mengumumkan telah melakukan uji coba terhadap mesin fusi nuklir yang sedang mereka kembangkan. Uji coba ini dilakukan hingga mencapai suhu 100 juta derajat Celcius.
ADVERTISEMENT
Sebagai perbandingan, suhu inti Matahari saja hanya 15 juta derajat Celcius. Jadi proses uji coba nuklir ini telah mencapai sekitar 7 kali suhu Matahari.
IFL Science melansir, uji coba ini dilakukan di Experimental Advanced Superconducting Tokamak (EAST) di Hefei Institutes of Physical Science of the Chinese Academy of Sciences (CASHIPS).
EAST sendiri adalah reaktor tokamak yang berbentuk seperti donat dan menggunakan arus listrik besar untuk memutar plasma di dalamnya, dan menguncinya dengan menggunakan medan magnet. Selain itu, ada reaktor lainnya yang berbentuk seperti donat, yaitu stellarator, yang berfungsi untuk memutar medan magnet.
Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah reaktor fusi eksperimental telah berhasil mempertahankan plasma selama satu menit atau lebih. Jika plasma ini bisa bertahan lama, maka ini akan menjadi Matahari buatan pertama yang berhasil diciptakan manusia karena pada dasarnya Matahari kita juga terdiri atas plasma.
ADVERTISEMENT
Matahari buatan ini diharapkan bisa menjadi sumber energi bersih tambahan yang bisa dimanfaatkan umat manusia seperti halnya Matahari sungguhan.
Bendera China. (Foto: Stringer/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Bendera China. (Foto: Stringer/Reuters)
Hasil uji coba China yang mencapai suhu sangat tinggi kali ini adalah sebuah pencapaian yang penting. Sebab, meski inti Matahari kita hanya mencapai suhu 15 juta derajat Celcius, tapi untuk memulai fusi nuklir dalam reaktor di Bumi diperlukan suhu sekitar tujuh kali lebih tinggi.
"Jika kita dapat mencapai itu, hasilnya akan sangat besar," tulis Science Alert. “Tidak seperti fisi nuklir --di mana energi surplus berasal dari peluruhan atom-atom besar menjadi unsur-unsur yang lebih kecil-- fusi nuklir tidak menghasilkan limbah radioaktif sama sekali.”
China sebelumnya telah menetapkan rekor dunia untuk mempertahankan plasma 101,2 detik tahun lalu, dan kini telah mengalihkan perhatiannya untuk menaikkan suhu di dalam mesin fusi nuklir. Tujuan utamanya adalah mempertahankan plasma ini tanpa batas, menyediakan sumber tenaga yang bersih dan praktis tanpa akhir.
ADVERTISEMENT
"EAST, perangkat yang dirancang dan dikembangkan secara independen oleh para ilmuwan China untuk memanfaatkan energi fusi nuklir, mengambil langkah lebih dekat untuk mempertahankan reaksi fusi yang lebih stabil selama mungkin dan pada suhu yang lebih tinggi," kata CGTN, jaringan berita milik pemerintah China.