news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Cuaca Panas Ekstrem Buat Kelelawar Berguguran dari Pohon di Australia

17 Januari 2019 13:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kelelawar raksasa Pteropus. (Foto: Flickr/Stefano Tassano)
zoom-in-whitePerbesar
Kelelawar raksasa Pteropus. (Foto: Flickr/Stefano Tassano)
ADVERTISEMENT
Gelombang panas ekstrem melanda beberapa wilayah di Australia hingga mencapai suhu tertinggi dalam sejarah Negara Kanguru tersebut. Biro Meteorologi Australia mengatakan, wilayah Tarcoola di Australia Selatan mencapai rekor suhu tertingginya sejak 1903. Tercatat, suhu di tempat tersebut mencapai 49 derajat Celcius pada hari Selasa (15/1) pukul 15:20 waktu setempat.
ADVERTISEMENT
Sementara di kota lain di Australia Selatan, Port Augusta, suhu mencapai 48,9 derajat Celcius pada pukul 14:31 waktu setempat.
Akibat suhu panas ini, kelelawar yang hidup di kota Adelaide, ibu kota dari Australia Selatan, berguguran dari atas pohon. Cuaca di Adelaide sendiri telah mencapai 42,2 derajat Celcius.
Ilustrasi cuaca panas (Foto: Tim Wimborne/REUTERS)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi cuaca panas (Foto: Tim Wimborne/REUTERS)
Pemerintah Australia Selatan telah memberikan ‘kode merah’ selama tiga hari ke depan untuk menjaga diri dari cuaca panas dan mengingatkan masyarakat akan adanya peristiwa kelelawar yang berjatuhan dari pohon karena tidak tahan panas.
Fay Jenkins, direktur pelaksana SA Health, telah mengingatkan bahwa melakukan kontak dengan kelelawar yang jatuh dari pohon ini bisa berbahaya karena kelelawar bisa membawa penyakit.
Jadi, hanya orang-orang yang terlatih dan sudah divaksin saja yang boleh menangani kelelawar yang berjatuhan dari pohon akibat cuaca ekstrem tersebut.
Kelelawar kepala abu-abu. (Foto: Mike Lehmann via Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Kelelawar kepala abu-abu. (Foto: Mike Lehmann via Wikimedia Commons)
"Kelelawar dapat membawa penyakit serius yang dapat ditularkan ke manusia jika digigit atau dicakar oleh kelelawar yang terinfeksi, virus yang dibawa seperti Australian lyssavirus (ABLV), yang menyebabkan rabies," kata Jenkins kepada ABC News .
ADVERTISEMENT
"Meskipun hanya kurang dari satu persen kelelawar Australia yang membawa ABLV dan tidak ada kasus penularan pada manusia yang tercatat di Australia Selatan, ada tiga kasus rabies yang dilaporkan karena ABLV di Australia sejak 1996, yang semuanya fatal,” papar Jenkins yang kemudian mengatakan bahwa kasus terakhir melibatkan seorang anak di Queensland pada 2013.
Kelelawar kepala abu-abu. (Foto: Justin A. Welbergen via Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Kelelawar kepala abu-abu. (Foto: Justin A. Welbergen via Wikimedia Commons)
Ahli ekologi dari Natural Resources Adelaide Mt Lofty Ranges, Jason Van Weenen, mengatakan dalam lima tahun terakhir semakin banyak kelelawar kepala abu-abu yang mati akibat terkena serangan panas di Adelaide.
"Suhu di atas 40 derajat Celcius umumnya menimbulkan risiko stres panas terutama pada anak kelelawar, jadi ada kemungkinan besar sejumlah anak kelelawar akan mati selama musim panas,” katanya.
ADVERTISEMENT
Van Weenen juga mengingatkan agar masyarakat tidak menyentuh kelelawar yang jatuh, baik sudah mati ataupun masih hidup, karena khawatir mereka membawa penyakit. Ia juga mengingatkan masyarakat agar segera mencuci tangan dengan sabun dan air serta antiseptik bila tidak sengaja tergigit atau dicakar oleh kelelawar dan segera memeriksakan diri ke dokter.