Digigit Serangga, Lutut Seorang Pria Terinfeksi Bakteri Pemakan Daging

24 Oktober 2018 15:24 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bakteri. (Foto: skeeze via Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bakteri. (Foto: skeeze via Pixabay)
ADVERTISEMENT
Seorang pria berusia 21 tahun mengunjungi ruang gawat darurat setelah digigit serangga. Semula ia menganggap gigitan serangga tersebut bukan apa-apa, hingga akhirnya lutut kanannya membengkak dan terasa sakit.
ADVERTISEMENT
Selain lutut yang membengkak, menurut laporan medis mengenai kasus ini, pria ini juga mengalami kesulitan berjalan.
"Saya benar-benar terkejut ketika melihat pria muda dan sehat ini hampir tidak bisa berjalan," kata Dr Jacqueline Paulis, dokter darurat di New York University School of Medicine yang ikut merawat pasien ini, sebagaimana dilansir Live Science.
Pemeriksaan menunjukan adanya benjolan di lutut pria ini yang mengeluarkan nanah dan jaringan di sekitarnya mulai mati dan sendi lututnya tidak bisa digerakan. Bukan hanya kakinya yang bermasalah, pria ini juga merasakan sakit di dada ketika bernapas dan gejala mirip flu mulai menyerang tubuhnya.
Paulis mengatakan mulai khawatir karena gejala yang muncul pada pria ini tidaklah biasa. Hasil pemeriksaan X-ray menunjukkan tanda infeksi dari bakteri pemakan daging atau yang dikenal sebagai kondisi necrotizing fasciitis.
ADVERTISEMENT
Infeksi bakteri pemakan daging adalah infeksi langka yang serius. Infeksi ini dapat disebabkan oleh bakteri dari kelompok A Streptococcus, Klebsiella, Clostridium, Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Bakteri ini bisa masuk ke dalam tubuh melalui luka terbuka.
Bakteri Staphylococcus aureus. (Foto:  Centers for Disease Control and Prevention)
zoom-in-whitePerbesar
Bakteri Staphylococcus aureus. (Foto: Centers for Disease Control and Prevention)
Dalam kasus pria ini, gigitan serangga yang dikira tidak berbahaya ternyata menjadi jalan masuk bagi bakteri pemakan daging ke dalam tubuhnya. Paulis mengatakan, biasanya sistem imun pada tubuh manusia bisa membunuh bakteri tersebut.
Hanya dalam keadaan tertentulah, menurut Paulis, kondisi necrotizing fasciitis bisa terjadi. Kondisi ini biasanya dialami oleh orang-orang yang memiliki faktor risiko seperti diabetes, penyakit ginjal, atau karena usia tua.
Paulis mengatakan dia tidak tahu mengapa pasien ini mengalami necrotizing fasciitis, karena pria muda ini tidak memiliki faktor risiko. “Dia jelas-jelas, sehat, masih 21 tahun, dan muda,” kata Paulis.
Ilustrasi bakteri e. coli. (Foto: NIAID via wikimedia commons)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bakteri e. coli. (Foto: NIAID via wikimedia commons)
Selain tidak diketahui kenapa pria muda ini bisa terkena infeksi ini meski tidak memiliki faktor risiko, tidak dijelaskan serangga jenis apa yang menggigit lutut pria ini. Yang jelas, luka di lutut pria ini dinyatakan positif mengandung bakteri methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) yang menyebabkan infeksi ini.
ADVERTISEMENT
Tak hanya menimbulkan luka parah di lututnya, akibat infeksi ini, pria ini juga mengalami komplikasi lain berupa emboli paru.
Mengingat kasus yang diderita oleh pria ini adalah kasus langka, Paulis memutuskan untuk mempublikasikan laporan medisnya ini. Laporan kasus langka ini telah dipublikasikan di American Journal of Emergency Medicine.