news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Ditemukan Burung Kardinal Berkelamin Setengah Jantan, Setengah Betina

4 Februari 2019 17:27 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Burung Kardinal Gynandromorph Foto: flickr
zoom-in-whitePerbesar
Burung Kardinal Gynandromorph Foto: flickr
ADVERTISEMENT
Pasangan suami istri di Erie, Pennsylvania, AS, tak sengaja memotret pemandangan yang menakjubkan di sebuah kebun dekat tempat tinggalnya. Mereka menemukan burung kardinal utara yang memiliki corak merah dan cokelat terbelah di bagian tengah tubuhnya.
ADVERTISEMENT
Tubuh burung kardinal diketahui memiliki corak yang berbeda antara jantan dan betina. Untuk yang betina didominasi dengan warna cokelat muda, sedangkan jantan memiliki corak warna merah mencolok. Sementara itu burung kardinal yang ditemukan pasangan tersebut memiliki corak warna keduanya. "Kami tidak pernah mengira bakal melihat sesuatu yang seperti ini (burung kardinal kelamin ganda) selama kami memberi makan burung," ujar Shiley Caldwell, kepada National Geographic, setelah ia dan suaminya Jeffrey melihat penampakan burung cantik tersebut di kebunnya. Lalu, apakah burung kardinal utara yang satu ini memiliki karakteristik gynandromorph (organisme yang memiliki sifat betina dan jantan)? Jawabannya, iya. Karena gynandromorph telah terjadi pada spesies lain, seperti serangga dan krustasea (udang). Penentuan jenis kelamin burung pada dasarnya kebalikan dari manusia. Pada manusia, perempuan memiliki dua salinan kromosom yang sama (XX), sedangkan laki-laki memiliki salinan masing-masing (XY), pada burung justru sebaliknya. Kromosom burung adalah Z dan W, betina memiliki kromosom ZW dan jantan memiliki kromosom ZZ. Sperma jantan hanya membawa kromosom Z, sedangkan betina penghasil telur membawa kromosom Z atau W.
Burung Kardinal Foto: pixabay
Pada burung, gynandromorph terjadi ketika telur berkembang dengan dua inti sel, satu membawa kromosom Z, yang lainnya W. Jika dibuahi oleh dua sperma ZZ, maka embrio akan membawa sel ZW dan ZZ. Dr Alex Bond, kurator senior di Natural History Meseum, menuturkan bahwa gynandromorph bisa terjadi pada burung. Bahkan, seekor burung dengan gynandromorph memungkinkan mereka untuk berkembang biak sendiri. “Jika gynandromorph-nya lengkap, maka burung itu akan memiliki satu ovarium dan satu testis. Tetapi semua burung hanya memiliki satu lubang urogenital (saluran pencernaan). Jadi, secara eksternal mereka akan terlihat sama,” ujar Dr Bond, dilansir IFL Science. Pada 2014, lebih dari sebulan para peneliti mempelajari spesies Kardinal gynandromorph. Mereka menyimpulkan, Kardinal gynandromorph tidak pernah berpasangan. Hal ini disebabkan oleh perilakunya yang membingungkan spesies kardinal lainnya. “Sama seperti beberapa hibrida yang menunjukkan perilaku dari kedua spesies, gynandromorph menggabungkan aspek perilaku dari kedua jenis kelamin,” ujar Dr Bond. “Dalam beberapa kasus, burung kardinal gynandromorph mungkin saja bernyanyi seperti jantan. Tetapi, dia juga memiliki tarian seperti burung betina,” pungkasnya. Khusus untuk burung kardinal yang mengalami gynandromorph, ia akan kesulitan untuk mendapatkan pasangan. Namun, Shirley yakin kalau burung kardinal yang ia temukan itu akan memiliki pasangan. “Siapa tahu, di musim panas kita akan melihat burung itu telah berkeluarga,” ujar Shirley.
ADVERTISEMENT