news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Donald Trump Gagal Paham Saat Musim Dingin: AS Butuh Pemanasan Global

22 Januari 2019 14:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Donald Trump (Foto: Reuters/Jonathan Ernst)
zoom-in-whitePerbesar
Donald Trump (Foto: Reuters/Jonathan Ernst)
ADVERTISEMENT
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memang terkenal sebagai orang yang tidak percaya fenomena pemanasan global. Bahkan ia kerap kali menunjukkan rasa tidak percaya tersebut melalui cuitan-cuitan di akun Twitternya.
ADVERTISEMENT
Hari Minggu (20/1) lalu, Trump membuat sebuah cuitan yang kembali menunjukkan bahwa dirinya gagal paham mengenai apa itu pemanasan global.
Saat itu, wilayah Midwest Amerika Serikat sedang dilanda badai salju hingga mencapai titik suhu terendah. Badai tersebut terjadi karena tekanan udara tinggi di Kutub Utara bertabrakan dengan tekanan udara rendah di Lembah Ohio.
Badai salju inilah yang kemudian membuat Trump mencuit soal pemanasan global. Ia mengatakan kondisi di Midwest saat itu butuh pemanasan global.
"Berhati-hatilah dan cobalah tetap tinggal di rumahmu. Sebagian besar negara ini tertutup salju dalam jumlah sangat besar dan hampir mencapai rekor terdingin. Luar biasa betapa dahsyat kondisi ini. Tidak buruk untuk memiliki sedikit dari Pemanasan Global tua itu sekarang!” tulis Trump di akun Twitternya.
ADVERTISEMENT
Bukan rahasia lagi kalau Trump memang kerap kali gagal paham soal pemanasan global dan menjadikan cuaca dingin sebagai bukti bahwa pemanasan global itu tidak ada. Cuitan yang hampir sama pernah dituliskan oleh Trump pada 28 Desember 2017. Saat itu, cuaca dingin tercatat di Amerika Serikat dan Trump mengatakan butuh pemanasan global.
Tak hanya bilang Amerika Serikat (AS) butuh pemanasan global, Trump juga pernah menuduh bahwa pemanasan global sengaja dibuat untuk melemahkan AS dalam persaingan dengan China.
Bahkan, saat baru mulai menjabat sebagai Presiden AS pada Januari 2017, Trump menolak temuan ilmiah dari 13 badan federal yang tergabung dalam Intergovernmental Panel on Climate Change and the World Meteorological Organization. Newsweek melansir, Trump juga pernah memerintahkan untuk mencopot penggunaan kata pemanasan global dan perubahan iklim dari beberapa situs pemerintah federal.
Dampak personal pemanasan global. (Foto: Ridho Robby/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dampak personal pemanasan global. (Foto: Ridho Robby/kumparan)
Atas cuitan terbaru Trump soal pemanasan global, berbagai respons pun diberikan oleh warga internet. Beberapa isi cuitan dari para pengguna Twitter tampak berusaha menjelaskan bahwa perubahan iklim terbukti telah menyebabkan pertambahan suhu dunia secara global, bukan hanya melihat kondisi lokal di wilayah tertentu.
ADVERTISEMENT
Perubahan iklim juga menyebabkan cuaca dan suhu ekstrem. Misalnya, suhu menjadi sangat tinggi saat musim panas atau juga sangat rendah di wilayah tertentu sangat musim dingin. Selain itu, perubahan iklim juga menyebabkan anomali cuaca misalnya suhu panas di waktu yang seharusnya sudah musim dingin.
Sayangnya, selain Trump, masih banyak pendukungnya yang juga menganggap bahwa perubahan iklim adalah mitos belaka. Sebuah hasil polling tahun 2018 yang dipublikasikan oleh NBC News/The Wall Street Journal menunjukkan hanya 15 persen dari para pendukung Partai Republik, partai pengusung Trump, yang yakin bahwa mereka harus segera bertindak untuk mencegah efek dari perubahan iklim.