Dosen ITB Ungkap Efek Gravitasi Mikro pada Pematangan Buah Pisang

3 Oktober 2019 17:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pisang mentah Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pisang mentah Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Dosen dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung (SITH ITB), Fenny M. Dwivany, melakukan penelitian mengenai efek gravitasi mikro terhadap proses pematangan buah pisang. Menurut Fenny, hasil risetnya ini bisa membantu penciptaan teknologi pascapanen buah.
ADVERTISEMENT
Dalam riset ini Fenny mempelajari efek gravitasi mikro pada proses pematangan buah pisang jenis Cavendish atau Musa acuminata grup AAA. Dia menggunakan alat clinostat 3D, alat yang menggunakan rotasi, untuk menghilangkan efek tarikan gravitasi pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Fenny mengamati perubahan fisik, fisiologis, dan analisis ekspresi gen pada pisang itu.
Riset ini Fenny lakukan dengan bekerja sama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dan badan antariksa Jepang, JAXA. Sebab, kondisi gravitasi mikro ini mirip dengan keadaan di luar angkasa.
Dr. Fenny M. Dwivany mengenalkan hasil penelitian prototipe clinostat 3D. (Foto: Adi Permana/Humas ITB)
Selain itu, Fenny meneliti hal ini karena ia bertanya-tanya soal bagaimana jadinya jika pisang dikirim ke luar angkasa? Apakah pisang tersebut akan mengalami proses pematangan lebih cepat, atau justru lebih lambat karena kondisi luar angkasa yang minim oksigen dan lebih banyak karbon dioksida?
ADVERTISEMENT
"Penelitian ini awalnya bertujuan untuk preliminary study space biology experiments atau untuk mempelajari efek simulasi microgravity terhadap pematangan buah," papar Fenny dalam siaran pers ITB yang kumparan terima, Kamis (3/10).
"Selain untuk mendalami pemahaman tentang pematangan dan pembusukan buah, dari percobaan ini juga dapat diterapkan untuk menciptakan teknologi pascapanen yang lebih baik," sambung dia.
Berdasarkan riset sebelumnya, gravitasi mikro mempengaruhi proses pertukaran udara. Ini membuat komposisi karbon dioksida dan oksigen pada permukaan sekitar tanaman atau buah jadi tidak seimbang.
Fenny berhipotesis bahwa di luar angkasa, di mana kadar oksigen lebih rendah, buah akan matang lebih lambat. Ia menambahkan bahwa efek gravitasi mikro juga memberi efek akumulasi atau penumpukan gas di sekitar objek.
ADVERTISEMENT
Perubahaan komposisi ini bisa menyebabkan proses metabolisme pada tanaman berubah. Salah satu yang mengalami perubahan adalah proses biosintesis atau pembuatan molekul sel etilena yang berperan dalam proses pematangan buah.
Dalam penelitian ini Fenny mempelajari empat buah pisang yang masih hijau. Masing-masing pisang ditempatkan pada empat kondisi yang berbeda. Ada yang di dalam wadah tertutup, wadah terbuka, clinostat tertutup, dan clinostat terbuka, jelas Fenny.
Prototipe clinostat 3D. (Foto: Adi Permana/Humas ITB)
Fenny menemukan bahwa warna kulit pisang, yang menandakan tingkat kematangan, yang ditempatkan pada clinostat tertutup hanya berubah sedikit saja. Selain itu, pisang itu juga membutuhkan waktu lebih lama untuk matang dibandingkan sampel pisang di kondisi lain.
“Hasilnya, usia pematangan terpanjang diperoleh ketika pisang disimpan pada kondisi ruang tertutup pada clinostat, diikuti oleh wadah tertutup, clinostat terbuka, dan yang terakhir adalah kontrol atau wadah terbuka saja,” papar Fenny.
ADVERTISEMENT
Di samping itu, tim peneliti menemukan bahwa kandungan klorofil terendah terdapat pada clinostat wadah tertutup. Ini terjadi akibat terbatasnya kandungan oksigen di sekitar sampel buah pada clinostat tertutup.
Warna kulit pisang umumnya berubah secara bertahap dari hijau menjadi kuning selama proses pematangan. Hal ini terjadi akibat degradasi klorofil.
Hasil analisis molekuler dari riset ini mendukung hipotesis bahwa simulasi gravitasi mikro menggunakan alat clinostat dengan wadah tertutup menghasilkan kondisi yang bisa menunda proses pematangan pisang. Jadi, temuan ini bisa membantu terciptanya alat yang menghadirkan pisang dengan tingkat kematangan yang pas bagi konsumen.