Foto Ini Indah tapi Bikin Merinding, Begini Penjelasan Ilmiahnya

12 Juni 2019 7:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto burung pelatuk yang viral karena bikin merinding. Foto: @41Strange/Twitter
zoom-in-whitePerbesar
Foto burung pelatuk yang viral karena bikin merinding. Foto: @41Strange/Twitter
ADVERTISEMENT
Sebuah foto yang baru-baru ini diunggah di Twitter mendadak menjadi viral. Foto ini memperlihatkan seekor burung pelatuk yang sedang menaruh biji di salah satu lubang sebuah pohon.
ADVERTISEMENT
Foto ini sesungguhnya tampak indah dan tidak mengandung bahaya. Namun, banyak netizen beranggapan foto itu terkesan menjijikkan dan menakutkan, bahkan hingga bikin merinding.
Para pengguna Twitter tidak merasa jijik atau ngeri pada burung atau biji-bijian yang ada pada gambar yang diunggah oleh pemilik akun Twitter @41strange ini. Mereka merasa merinding terhadap lubang-lubang tempat penyimpanan biji-biji tersebut.
Secara ilmiah, lubang-lubang pada batang pohon itu sesungguhnya memang bisa memicu kondisi yang disebut dengan trypophobia. Rasa jijik atau ngeri bisa timbul akibat kondisi tersebut.
Live Science menjelaskan, seseorang dengan kondisi trypophobia akan merasa jijik atau takut ketika melihat lubang-lubang dan benjolan-benjolan yang tidak beraturan seperti itu. Istilah trypophobia ini pertama kali diciptakan oleh seseorang dalam forum internet pada tahun 2005. Meski begitu, seorang psikolog di University of Essex bernama Arnold Wilkins mengatakan kondisi tersebut mungkin saja sudah ada sejak lama.
ADVERTISEMENT
Menurut Wilkins, trypophobia bukanlah gangguan mental yang diakui secara resmi atau tidak terdaftar dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders. Wilkins juga menambahkan, sekitar 10 persen dari orang-orang dengan kondisi ini akan mengalami sejumlah gejala seperti kecemasan, mual, dan sensasi merinding.
Bagaimana trypophobia bisa timbul?
Sampai saat ini para ilmuwan masih berusaha menyelidiki hal yang berkaitan dengan fobia terhadap lubang-lubang atau benjolan-benjolan yang tak beraturan tersebut. Namun pada umumnya, Wilkins menjelaskan, fobia akan muncul sebagai respons terhadap hal-hal yang cenderung dapat membahayakan diri kita.
"Anda menghindari hal-hal yang cenderung membahayakan Anda," jelas Wilkins, sebagaimana dilansir Live Science.
Dalam laporan penelitian yang diterbitkan di jurnal Cognition and Emotion pada 2018, para ilmuwan berpendapat bahwa trypophobia merupakan respons terhadap penyakit. Sebab, bentuk lubang-lubang itu menyerupai luka, benjolan, dan nanah, seperti penyakit cacar.
ADVERTISEMENT
Para penulis studi itu juga berpendapat, respons paling umum muncul terhadap gambar pohon dengan bintik-bintik biji bukanlah rasa takut, melainkan rasa jijik. Para psikolog menyebut rasa jijik ini sebagai "emosi penghindaran penyakit".
Saat melihat seekor ular misalnya, rasa takut yang ditimbulkan dapat mengaktifkan sistem saraf simpatik seseorang yang memicu mode fight-or-flight (bertarung atau berlari). Sedangkan rasa jijik seperti saat sedang melihat makanan busuk atau penyakit, mengaktifkan sistem saraf parasimpatis yang membuat tubuh menjadi rileks untuk menghemat energi.
Hasil penelitian lain yang diterbitkan di jurnal PeerJ pada 2018 menemukan bahwa pupil mata para peserta penelitian membesar saat melihat gambar-gambar ular, tetapi pupil menyempit saat melihat gambar-gambar lubang. Mengecilnya pupil mata tersebut merupakan tanda aktivasi sistem saraf parasimpatis.
ADVERTISEMENT