Gelombang Seismik Misterius di Samudera Hindia Kejutkan Peneliti

3 Desember 2018 8:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seismograf alat pengukur skala gempa. (Foto: Yamaguchi via Wikimedia)
zoom-in-whitePerbesar
Seismograf alat pengukur skala gempa. (Foto: Yamaguchi via Wikimedia)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada 11 November lalu, sebuah gelombang seismik misterius tercatat muncul di kawasan Kepulauan Mayotte yang berada di Samudera Hindia. Gelombang misterius ini membuat bingung para peneliti dan tidak ada yang bisa memastikan gelombang apa sebenarnya yang tercatat di jaringan sensor tersebut.
ADVERTISEMENT
Selain itu, gelombang seismik misterius ini kabarnya muncul selama beberapa bulan. "Saya pikir saya tidak pernah melihat sesuatu yang seperti ini," kata Göran Ekström, ahli gempa dari Columbia University, dilansir Science Alert.
Meskipun belum bisa memastikan apa yang terjadi, sejauh ini peneliti menyimpulkan bahwa gelombang tersebut berhubungan dengan 'swarm'. Swarm adalah serangkaian aktivitas gempa bermagnitudo relatif kecil dengan frekuensi kejadian sangat tinggi dan berlangsung dalam waktu yang relatif lama di wilayah sangat lokal.
Beberapa aktivitas swarm memang telah tercatat terjadi di sekitar Kepulauan Mayotte. Hampir setengah tahun sebelum sinyal aneh ini muncul, para seismolog telah dikejutkan oleh swarm yang terjadi di sekitar wilayah yang sama, yaitu 50 kilometer dari lepas pantai timur Mayotte.
ADVERTISEMENT
Kepulauan tersebut terletak kurang lebih di antara Afrika dan Madagaskar. Mayotte juga merupakan bagian dari Prancis tapi diklaim juga oleh negara kepulauan Comoros.
Pada 10 Mei 2018, secara tiba-tiba guncangan terjadi tanpa peringatan dan diikuti oleh ratusan guncangan lainnya di kawasan tersebut. Pada tanggal 15 Mei, guncangan swarm dengan kekuatan 5,8 magnitudo juga tercatat terjadi di cekungan Comoros.
Kemudian pada 11 Mei, saat tidak ada swarm yang tercatat, peneliti menemukan getaran yang aneh, panjang, dan datar yang konsisten, tanpa fluktuasi runcing yang merupakan tanda dari aktivitas gempa biasa.
Bureau de Rechrches Geologiques (BRGM) Prancis mengatakan bahwa getaran tersebut terjadi setiap sekitar 17 detik dan berlangsung total selama 20 menit.
Meski belum dapat menjelaskan dengan pasti, peneliti menduga bahwa getaran tersebut adalah getaran anomali yang terkait dengan aktivitas gunung berapi, mungkin karena pergerakan magma yang sangat besar di bawah Samudera Hindia.
ADVERTISEMENT
GPS menunjukkan bahwa sejak Juli 2018 telah terjadi pergeseran pulau sekitar 60 milimeter ke arah timur dan 30 milimeter ke selatan. Gerakan ini bisa disebabkan oleh pengosongan waduk magma di dekatnya, namun dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk memverifikasi hal ini.
Kalaupun benar penyebabnya adalah aktivitas gunung berapi, tidak ada yang bisa memastikan apa yang akan terjadi. Tidak ada juga yang mengetahui apakah getaran ini akan muncul lagi.
Catatan BMKG dan Fenomena sejenis di Indonesia
Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono, mengatakan aktivitas seismik di Mayotte tersebut juga telah terdeteksi oleh jaringan sensor gempa BMKG sejak lama dan dapat teridentifikasi dengan baik. “Berdasarkan tipe gempanya aktivitas seismik di Mayotte merupakan fenomena swarm,” tulis Daryono di kumparan.
ADVERTISEMENT
“Aktivitas seismik di Mayotte sudah teramati oleh BMKG sejak 13 Mei 2018. Hasil monitoring BMKG hingga 30 November 2018 sudah tercatat aktivitas swarm di Mayotte sebanyak 34 kejadian dengan magnitudo terbesar 5,4 magnitudo pada 15 Mei 2018,” paparnya.
Daryono juga menuturkan bahwa fenomena swarm pun pernah beberapa kali terjadi di Indonesia, yakni seperti aktivitas swarm di Klangon Madiun (Juni 2015), Jailolo Halmahera barat (Desember 2015), dan Mamasa Sulawesi Barat (November 2018).