Golongan Darah O Mungkin Bisa Jadi Kunci Penyembuhan Penyakit Malaria

26 April 2019 18:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nyamuk Anopheles penyebar malaria. Foto: Jim Gathany/CDC via Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Nyamuk Anopheles penyebar malaria. Foto: Jim Gathany/CDC via Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Pada 2017 lalu, World Health Organization (WHO) pernah mencatat hampir setengah populasi dunia berisiko terkena penyakit malaria. Sementara lembaga kesehatan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) pernah mengestimasikan ada lebih dari 400.000 jiwa meninggal per tahun akibat malaria pada 2016 lalu.
ADVERTISEMENT
Vaksinasi adalah salah satu upaya pencegahan yang bisa dilakukan oleh manusia. Selain itu, transfusi darah dengan golongan darah O juga mungkin bisa jadi salah satu alternatif pencegahan dan pengobatan malaria, menurut hasil riset terbaru.
Hipotesis tersebut berasal dari hasil riset terbaru yang dilakukan oleh sekelompok ilmuwan dari Florida International University, AS, dan Karolinska Institute, Swedia. Studinya ini telah diterbitkan di jurnal Blood Review pada Juli 2018 lalu.
Di wilayah Afrika sub-Sahara, malaria menjadi penyakit endemik. Ada banyak orang dengan golongan darah O di sana dibanding di wilayah Eropa atau AS.
Penyebaran penyakit malaria. Foto: S. Jähnichen/Wikimedia Commons
Sementara di Nigeria, yang 97 persen populasinya berisiko malaria, ada lebih dari separuh penduduknya memiliki golongan darah O. Jumlah yang sama juga terjadi di Ethiopia dan negara sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Ahli epidemiologi dari Robert Stempel College of Public Health and Social Work di Florida International University, Abraham Degarege Mengist, berpendapat, ini adalah bukti seleksi evolusi. Ia dan timnya telah menemukan dalam risetnya bahwa orang dengan golongan darah O lebih terlindung dari malaria dibanding orang dengan golongan darah selain O.
Dar 23 studi yang dianalisis, mereka menemukan 15 di antaranya menunjukkan peningkatan kemungkinan infeksi parasit Plasmodium falciparum (penyebab malaria) yang parah pada individu dengan golongan darah A, B, AB, atau non-O. Pada saat yang sama, ada lebih dari setengah penelitian menemukan bahwa malaria secara signifikan lebih mungkin terjadi pada mereka yang memiliki golongan darah non-O.
"Sekarang kami mulai memahami mekanisme bagaimana golongan darah dapat memengaruhi perkembangan penyakit, kami sedang mengeksplorasi berbagai pilihan yang suatu hari dapat membantu orang di daerah di mana malaria menjadi endemik," kata Mengist, seperti dikutip Science Alert.
ADVERTISEMENT
Salah satu opsinya yaitu transfusi golongan darah O ke penderita malaria. Ide ini mungkin berpotensi menghentikan penyebaran infeksinya yang mematikan.
Ilustrasi golongan darah. Foto: Pixabay
Sebuah studi di Research Features pada 2015 lalu, yang jadi tinjauan umum dalam studi ini, menemukan bahwa 'rosetting' lebih sering terjadi oleh mereka yang memiliki golongan darah A dan B. Rosetting merupakan istilah yang menggambarkan bagaimana sel darah merah yang terinfeksi mempersenjatai diri melawan sistem kekebalan tubuh.
Rosetting terjadi ketika sel yang terinfeksi malaria mengemas sekelompok sel darah merah yang tak terinfeksi erat di sekitarnya, membentuk dinding terdiri dari 10 atau lebih eritrosit nonparasit. Dalam kondisi yang parah, sekelompok sel ini dapat memblokir pembuluh darah yang berpotensi menyebabkan koma, kerusakan otak, dan bahkan kematian.
ADVERTISEMENT
Sementara mereka yang bergolongan darah O tampaknya memiliki efek perlindungan. Tanpa antigen A atau B, kelompok darah ini memiliki reseptor yang berbeda pada sel darah merahnya, dan ini tidak semudah diambil alih oleh malaria.
"Oleh karena itu, rosetting yang terbentuk di dalam darah tipe O (sel darah merah) cenderung lebih kecil, lebih lemah, dan lebih tidak stabil," tulis peneliti dalam risetnya. Hal ini membuat reseptor bebas untuk menggunakan antibodi, melanjutkan sebuah respons imun menyerang sel darah yang terinfeksi malaria.
"Hasilnya, penyebaran infeksi P. falciparum tanpa komplikasi menjadi malaria yang parah lebih kecil kemungkinan terjadi pada individu dengan golongan darah O," ungkap peneliti.
Jika transfusi golongan darah O dapat memberikan efek perlindungan pada pasien dengan golongan darah non-O, maka prosedur ini dapat membantu kita mengatasi berbagai bentuk malaria yang paling fatal sekalipun.
ADVERTISEMENT