Gunung Es di Antartika Bisa Jadi Solusi Krisis Air di Cape Town

2 Mei 2018 18:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gunung es di Antartika. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Gunung es di Antartika. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Para ahli kelautan memaparkan sebuah rencana unik untuk mengatasi masalah kekeringan di Cape Town, Afrika Selatan. Kekeringan yang melanda ibu kota Afrika Selatan itu membuat kota tersebut menjadi kota besar pertama di dunia yang kehabisan air.
ADVERTISEMENT
Rencana yang diajukan para ahli itu adalah dengan membawa gunung es dari Antartika ke Cape Town untuk menyelamatkan kota tersebut..
"Kami ingin menunjukkan bahwa jika tidak ada sumber lain untuk mengatasi krisis air, kami memiliki ide lain yang orang lain belum pikirkan," kata Nick Sloane, salah seorang ahli kelautan yang mengajukan usulan tersebut, dikutip dari Reuters.
Para ahli tersebut berencana untuk membungkus suatu gunung es dalam kain khusus untuk mencegah mereka mencair, kemudian menghubungkannya dengan suatu kapal raksasa yang akan menderek es tersebut ke Arus Benguela, arus Samudra Atlantik Selatan yang mengalir ke arah utara sepanjang pantai barat Afrika.
Begitu gunung es mencapai Afrika Selatan, es tersebut akan dipotong-potong menjadi bagian kecil dan dicairkan untuk menjadi air minum bagi penduduk lokal.
ADVERTISEMENT
Rencana ini dapat secara dramatis mengubah nasib Cape Town. Namun meski terdengar simpel dan mudah, rencana ini sebenarnya sangatlah mahal.
Menurut laporan dari Business Insider, proyek ini diperkirakan akan memakan total biaya sekitar 130 juta dolar AS atau sekitar Rp1,8 miliar. Tidak dijelaskan apakah harga tersebut hanya untuk satu gunung es atau lebih.
Sloane sendiri menjelaskan bahwa dari satu gunung es, setiap harinya akan ada 150 juta liter air yang bisa didapat. Kini ia dan timnya sedang mencari investor untuk membantu mendanai skema tersebut.
Gunung es di Antartika. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Gunung es di Antartika. (Foto: Thinkstock)
Kekeringan di Cape Town terjadi setelah selama tiga tahun kota itu tidak banyak mengalami hujan. Kota tersebut diperkirakan akan terpaksa menutup kerannya pada 2019.
Pemerintah kota Cape Town sendiri telah mendesak penduduk untuk mengurangi secara drastis konsumsi airnya. Wali Kota Cape Town, Patricia de Lille, mengatakan pemerintah sedang mencari sumber mata air baru dengan metode daur ulang air limbah, proses desalinasi (proses membuat air laut menjadi tawar), dan melakukan pengeboran untuk mencari air di dalam tanah.
ADVERTISEMENT
Namun sayangnya, menurut Patricia de Lille, upaya tersebut tidak dapat menghadapi masalah kekeringan dalam waktu dekat.
Maka dari itu, mungkin ide ekstrem terbaru dari para ahli kelautan ini bisa jadi jawaban bagi masalah krisis air di Cape Town.