Hal-hal yang Perlu Kamu Ketahui soal Tiangong-1 yang Akan Hantam Bumi

28 Maret 2018 8:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tiangong-1  (Foto: Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Tiangong-1 (Foto: Reuters)
ADVERTISEMENT
LAPAN telah mengeluarkan peringatan atas kemungkinan jatuhnya stasiun luar angkasa milik China, Tiangong-1, di wilayah Indonesia.
ADVERTISEMENT
Tiangong-1 diperkirakan akan mulai jatuh memasuki Bumi pada pekan ini. Tak hanya itu, besar kemungkinan stasiun antariksa tersebut tidak akan terbakar habis di atmosfer, tapi akan meninggalkan puing serta serpihan yang dapat jatuh mencapai permukaan Bumi.
Namun haruskah kita, orang Indonesia, khawatir?
Menurut penjelasan dari Kepala Bidang Diseminasi Pussainsa LAPAN, Dr. Emanuel Sungging Mumpuni, memang ada kemungkinan Indonesia yang terletak pada garis khatulistiwa ini "kehujanan" sisa-sisa Tiangong-1.
“Saat ini (negara-negara) yang berada di antara 43 derajat Lintang Utara dan Lintang Selatan berpotensi kejatuhan bagian dari satelit. Akan dipantau terus menerus sehingga perhitungannya semakin akurat,” ujar Emanuel kepada kumparanSAINS.
Namun begitu, kita tak perlu panik. Sebab, meski ada kemungkinan jatuh di daratan sejumlah negara termasuk Indonesia, NASA menyebut stasiun antariksa itu kemungkinan besar akan jatuh di lautan.
Peta lintasan orbit Tiangong-1 (37820). (Foto: LAPAN)
zoom-in-whitePerbesar
Peta lintasan orbit Tiangong-1 (37820). (Foto: LAPAN)
Mungkinkah Tiangong-1 Menghantam Manusia di Bumi?
ADVERTISEMENT
Jika memang ada serpihan Tiangong-1 yang mencapai daratan, kecil kemungkinannya untuk bisa menabrak orang.
Satu-satunya kasus ditabraknya manusia oleh objek luar angkasa adalah pada 1997. Seorang perempuan dihantam oleh sebuah objek yang diduga serpihan roket Delta pada bagian bahunya.
Perempuan tersebut tidak mengalami luka apapun dan mendapat gelar sebagai satu-satunya manusia di Bumi yang pernah dihantam pesawat luar angkasa.
Selain itu menurut data yang dilansir oleh The Guardian, Tiangong-1 hanyalah pesawat luar angkasa terbesar ke-50 yang pernah jatuh ke Bumi.
Selama ini belum pernah ada kematian atau luka-luka akibat hantaman sisa-sisa dari pesawat luar angkasa lainnya.
Pada 2011 NASA telah mengkalkulasi kemungkinan dari objek yang lebih kecil dari 6,5 ton untuk menghantam manusia. Ternyata kemungkinannya hanyalah satu dari 3200.
ADVERTISEMENT
Dengan melihat jumlah manusia yang miliaran, bisa juga diartikan bahwa kemungkinan seseorang, misalnya kamu, terkena serpihan Tiangong-1 hanyalah satu dalam 21 triliun.
Tiangong-1 (Foto: CMSA )
zoom-in-whitePerbesar
Tiangong-1 (Foto: CMSA )
Jika Terjadi Kerusakan Siapa yang Tanggung Jawab?
Menurut Steven Freeland, dekan fakultas hukum Western Sydney University, ada sebuah aturan yang dikeluarkan pada 1972 mengenai hal ini.
Dalam konvensi internasional mengenai kerusakan akibat objek luar angkasa, dijelaskan bahwa negara yang meluncurkan objek harus bertanggung jawab untuk setiap kerusakan yang terjadi. Maka dalam kasus Tiangong-1 ini adalah China.
Dalam sejarahnya konvensi ini hanya pernah sekali ditegaskan, yaitu di masa perang dingin pada 1978. Kala itu satelit bertenaga nuklir Uni Soviet menghujani limbah nuklir di Kanada.
Kanada kemudian menagih uang ganti rugi sebesar 6 juta dolar Kanada ke Uni Soviet yang ternyata hanya dibayarkan setengahnya saja.
ADVERTISEMENT
Bagaimana Kisah Tiangong-1 Sebelum Jatuh ke Bumi?
Sebagai stasiun luar angkasa pertama milik China, Tiangong-1 memiliki tanggung jawab yang besar untuk mengibarkan nama negara panda itu sebagai pemain baru di dalam bidang antariksa.
Diluncurkan pada 2011, Tiangong-1 didesain untuk bisa dihuni oleh manusia, terhubung dengan pesawat luar angkasa lain, dan juga digunakan untuk eksperimen.
Pada 2012 stasiun luar angkasa ini dikunjungi oleh astronaut perempuan pertama China, Liu Yang. Lalu pada 2013 astronaut perempuan kedua China juga mengunjungi Tiangong-1.
Kini Tiangong-1 telah memiliki penerus, yaitu Tiangong-2 yang memiliki orbit jauh lebih tinggi.
Selamat jalan Tiangong-1, semoga tidak menabrak siap-siapa ya.