Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Paksa Hewan Peliharaan Jadi Vegan

12 September 2019 20:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menghabiskan waktu bersama binatang peliharaan.
 Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Menghabiskan waktu bersama binatang peliharaan. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Sudah menjadi rahasia umum, makanan hewani disebut-sebut menjadi salah satu sumber utama emisi penyebab pemanasan global. Dengan penuh kesadaran diri, banyak orang yang kemudian beralih menjadi vegetarian.
ADVERTISEMENT
Hal ini lantas menimbulkan pemikiran bahwa hewan peliharaan, misalnya anjing, juga harus melakukan diet serupa. Tapi, apakah memaksa anjing menjadi vegetarian akan menjadi keputusan yang tepat?
Dilansir dari Wired, hewan peliharaan hanya mengonsumsi sekitar seperlima dari daging dan ikan di dunia. Jumlah ini tentu jauh lebih sedikit dibandingkan kuantitas daging dan ikan yang dikonsumsi oleh manusia.
Ikan dan daging Foto: Shutter Stock
Meski begitu, kebiasaan manusia atau hewan peliharaan mengonsumsi daging dan ikan tetap saja dianggap telah berkontribusi pada pemanfaatan lahan, pemborosan air, pembakaran bahan bakar fosil, serta penggunaan pestisida beracun yang dapat merusak lahan pertanian. Nah, anggapan inilah yang kemudian dilihat sebagai peluang bisnis bagi beberapa perusahaan yang memproduksi makanan untuk hewan peliharaan.
Keuntungan bisnis ini rupanya tak main-main. Di Inggris saja, pasar makanan hewan peliharaan bisa meraup keuntungan lebih dari 2,9 poundsterling dalam setahun. Dari situ kemudian banyak startup yang mendapat sokongan dari investor kelas atas mulai bermunculan untuk menciptakan produk-produk makanan hewan peliharaan nondaging.
ADVERTISEMENT
Wild Earth, startup yang didanai Mars Petcare, perusahaan di balik produk merek dagang Pedigree dan Whiskas, bersama pendiri Paypal, Peter Thiel, bakal meluncurkan produk makanan anjing yang terbuat dari campuran kentang, protein kacang polong, dan ragi. Peluncuran produk tersebut akan dilakukan pertama kali di Amerika Serikat pada Oktober 2019.
Ilustrasi makanan binatang peliharaan. Foto: Instagram/VistaJet
Produk ini diklaim aman dikonsumsi, sebab anjing peliharaan memiliki lebih banyak salinan gen yang mengodekan enzim amilase untuk dapat mencerna karbohidrat dibandingkan nenek moyang mereka serigala. Ini cocok untuk anjing yang masuk golongan omnivora.
Namun begitu, ada beberapa hal yang juga patut diperhatikan oleh perusahaan saat ingin memproduksi makanan hewan peliharaan dengan sumber protein pengganti. Menurut Wanda McCormick, dosen biokimia nutrisi dari University of Northampton, Inggris, sekaligus pemerhati kesejahteraan hewan, penting untuk diketahui dari mana asam amino pada makanan hewan peliharaan berasal.
ADVERTISEMENT
“Mereka sebaiknya tidak hanya melihat kandungan protein tetapi juga jenis asam amino untuk memastikan semua asam amino yang penting untuk anjing sudah termasuk di dalamnya,” ujar McCormick.
Bayi dan anjing peliharaan. Foto: SarahRichterArt via Pixabay
Menurut McCormick, anjing memiliki kebutuhan nutrisi yang sangat spesifik berdasarkan jenis, umur, ukuran tubuh, dan jenis kelaminnya. Itu sebabnya kebutuhan nutrisi mereka berbeda dengan apa yang diperlukan manusia atau hewan peliharaan lain.
Demi menyiasatinya, produsen makanan hewan peliharaan kemudian mencampurkan bahan-bahan seperti sayuran, sereal, vitamin dan mineral. Namun di negara-negara Eropa, bagi produsen yang ingin menjual produk dengan klaim mampu memenuhi kebutuhan nutrisi untuk anjing yang sehat, tetap harus mengikuti pedoman yang ditetapkan Federasi Industri Makanan Hewan Peliharaan Eropa (European Pet Food Industry Federation/FEDIAF).
ADVERTISEMENT
Di saat anjing tidak mengalami masalah kesehatan ketika harus mengikuti pola makan vegetarian, ternyata itu tak berlaku pada kucing sebagai karnivora sejati. Seekor kucing dewasa diketahui mengonsumsi sekitar 230 gram makanan basah atau wet food dalam sehari atau 84 kilogram setahun. Makanan basah kucing ini mengandung daging.
Beri kucing makanan yang sesuai kebutuhan nutrisinya. Foto: congerdesign via PIxabay
Melihat dari fakta tersebut, jika ada yang berani-berani mengubah pola makan kucing peliharaan menjadi pola makan vegetarian di Inggris, maka upaya tersebut bisa dianggap sebagai tindakan kriminal berdasarkan Animal Welfare Act. Undang-undang tersebut mewajibkan pada pemilik untuk memastikan semua kebutuhan binatang peliharaan mereka dapat terpenuhi.