Harapan Baru: Mengenal 3 Pasien ODHA yang Bisa Terbebas dari HIV

20 Maret 2019 7:59 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
HIV AIDS (Ilustrasi) Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
HIV AIDS (Ilustrasi) Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Wabah HIV dan AIDS mulai muncul sejak tahun 1980-an. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pernah menyebutkan bahwa lebih dari dari 70 juta penduduk dunia terinfeksi oleh HIV dan 35 juta orang meninggal akibat AIDS, sebagaimana dilansir Medical Daily.
ADVERTISEMENT
HIV sendiri adalah virus yang menyebabkan kondisi AIDS, rusaknya sistem kekebalan tubuh sehingga orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang bersangkutan jadi rentan terserang berbagai macam penyakit, termasuk penyakit-penyakit yang mematikan seperti hepatitis, kanker, dan lainnya.
Sudah bertahun-tahun para ilmuwan berupaya untuk mencari vaksin maupun obat untuk mencegah dan menghilangkan infeksi HIV dari para pasien ODHA. Namun mereka belum berhasil menemukannya.
Akan tetapi, pada bulan Maret 2019 ini muncul kabar adanya dua pasien ODHA yang bisa terbebas dari HIV. Kedua pasien itu dianggap sebagai sebagai pasien ODHA kedua dan ketiga yang bisa terbebas dari HIV setelah pasien pertama asal AS yang menjalani pengobatan di Berlin, Jerman, pada belasan tahun lalu.
ilustrasi obat antivirus HIV. Foto: Thinkstock
Kabar beruntun dari kedua pasien terakhir adalah berita baik tersendiri bagi ilmu kesehatan, terutama di bidang pengobatan HIV. Selain itu, kabar ini juga memberi harapan baru khususnya bagi para pasien ODHA di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya siapa saja tiga pasien ODHA yang bisa terbebas dari HIV ini?
1. Pasien Berlin
Pasien ODHA pertama yang bisa terbebas dari HIV adalah Timothy Ray Brown. Pria asal Washington, Amerika Serikat, ini pertama kali didiagnosis terinfeksi HIV pada 1995 saat sedang menjalani studinya di Berlin, Jerman.
Bertahun-tahun dia menjalani terapi antiretroviral (ARV) untuk menghambat perkembangan virus penyebab AIDS itu di dalam tubuhnya. Akan, tetapi tubuhnya tetap terserang berbagai macam penyakit, salah satunya leukemia myeloid akut yang merupakan salah satu jenis kanker darah mematikan.
Setelah gagal melakukan kemoterapi, Brown akhirnya menjalani transplantasi sel-sel sumsum tulang belakang. Metode ini jamak dilakukan karena pada dasarnya kanker darah disebabkan oleh produksi salah satu jenis sel darah yang abnormal dan tidak terkontrol dan ini bermula di sumsum tulang belakang, tempat sel-sel darah diproduksi.
Ilustrasi golongan obat antiretroviral. Foto: Thinkstock
ADVERTISEMENT
Setelah menjalani transplantasi sel-sel sumsum tulang belakang dua kali pada tahun 2007 dan 2008, leukemia yang dialami Brown akhirnya hilang. Yang menarik, dalam tubuh Brown juga tidak lagi terdeteksi HIV.
Diketahui, pendonor sel-sel sumsum tulang belakang untuk Brown adalah orang punya mutasi CCR5 dalam tubuhnya. Hal ajaib yang dialami Brown melalui metode transplantasi sumsum tulang belakang ini akhirnya diteliti oleh para dokter dan ilmuwan yang hendak mengembangkan metode pengobatan HIV.
Kisah kesembuhan Brown dari HIV ini sangat ajaib dan menginspirasi. Karena Brown hidup dan menjalani perawatan di Berlin, maka pasien ODHA pertama yang bisa terbebas dari HIV ini disebut juga sebagai “pasien Berlin”.
2. Pasien London
Pasien ODHA kedua yang bisa terbebas dari HIV adalah seorang pria yang menjalani perawatan di London, Inggris. Oleh sebab itulah ia disebut juga sebagai “pasien London”.
ADVERTISEMENT
Dengan alasan privasi, nama dan identitas asli pria ini belum diungkap oleh para dokter dan ilmuwan yang menanganinya.
Dalam 3 tahun terakhir pria ini telah menerima sel-sel punca sumsum tulang belakang dari donor dengan mutasi genetik CCR5. Selain itu, ia juga telah berhenti mengonsumsi obat ARV selama lebih dari 18 bulan. ARV adalah obat yang biasanya harus dikonsumsi tiap hari secara rutin oleh orang dengan HIV/AIDS (ODHA) untuk menekan perkembangan HIV dalam tubuhnya.
Setelah 18 bulan berhenti minum obat ARV dan tiga tahun menerima transplantasi sel-sel punca tersebut, hasil tes sangat sensitif yang ia jalani menunjukkan tidak ada lagi jejak infeksi HIV pada tubuhnya.
“Tidak ada virus di sana yang bisa kita ukur. Kami tidak dapat mendeteksi apa pun,” kata Ravindra Gupta, profesor dan ahli biologi HIV yang memimpin perawatan pria itu, seperti dilansir Reuters.
ADVERTISEMENT
Metode transplantasi sel-sel sumsum tulang belakang dari pendonor dengan mutasi CCR5 ke dalam tubuh pasien London ini sama seperti yang dilakukan pada pasien Berlin. Hal ini dilakukan karena para ilmuwan akhirnya mengetahui bahwa seseorang yang memiliki mutasi CCR5 ternyata memiliki kekebalan terhadap virus tersebut sehingga sifat kekebalan ini bisa dimanfaatkan untuk memberantas HIV di tubuh orang lain.
3. Pasien Düsseldorf
Pasien ODHA ketiga yang bisa terbebas dari HIV adalah seorang pasien yang menjalani pengobatan di Düsseldorf, Jerman. Atas alasan privasi, tim dokter yang menanganinya juga belum mau mengungkap identitas asli si pasien sehingga dia hanya dijuluki sebagai “pasien Düsseldorf”.
Tim ilmuwan sekaligus tim dokter yang menangani pasien tersebut mengatakan sudah tiga bulan tubuh si pasien menunjukkan tak ada tanda-tanda HIV. Sama seperti pasien London dan pasien Berlin, pasien Düsseldorf ini sebelumnya juga telah menjalani transplantasi sel-sel sumsum tulang belakang yang ia terima dari pendonor dengan mutasi CCR5.
Peringatan hari AIDS sedunia di Jakarta Foto: Antara/Wahyu Putro A
ADVERTISEMENT
Tim ilmuwan mengatakan masih terlalu dini untuk memastikan bahwa si pasien Düsseldorf telah benar-benar terbebas dari HIV sepenuhnya. Akan tetapi, perkembangan selama tiga bulan terhadap kondisi kesehatan si pasien sungguh menggembirakan dan bisa menjadi bukti ketiga bahwa metode transplantasi itu benar-benar bisa menghilangkan HIV dari tubuh manusia.
Prinsip metode ini sangat sederhana. Ternyata, ada orang-orang tertentu yang mutasi CCR5, salah satu jenis gen dalam tubuh manusia. Nah orang-orang dengan mutasi CCR5 secara alami resisten terhadap HIV. Ketika sel-sel dengan mutasi gen ini ditransplantasi ke sumsum tulang pasien HIV, maka itu akan menghancurkan dan menggantikan sel-sel pasien yang telah terinfeksi HIV.
Tim dokter mengatakan, proses pencocokan antara pasien HIV yang membutuhkan transplantasi dan para donor, bisa dilakukan berkat daftar donor CCR5 yang dikumpulkan dalam database kolaborasi pendataan internasional yang disebut sebagai IciStem.
ADVERTISEMENT
Nah, adakah orang di antara kamu yang membutuhkan transplantasi dari pendonor dengan mutasi CCR5 ini?