Heboh Model 'Berdada Tiga', Bisakah Manusia Punya Payudara Ekstra?

26 September 2018 14:45 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
GCDS tampilkan tiga puting di panggung Milan Fashion Week (Foto: Dok. GCDS)
zoom-in-whitePerbesar
GCDS tampilkan tiga puting di panggung Milan Fashion Week (Foto: Dok. GCDS)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Merek fesyen God Can't Destroy Streetwear (GCDS) membuat heboh ajang Milan Fashion Week 2018. Pada 22 September lalu, merek asal Italia itu menampilkan sejumlah model dengan kostum sport yang memperlihatkan bentuk payudara buatan. Payudara palsu tersebut tidak hanya sepasang, namun ada tiga payudara yang menyembul di balik baju yang dikenakan para model. Payudara tersebut juga dilengkapi dengan tiga puting.
ADVERTISEMENT
Payudara yang dikenakan para model GCDS memang buatan manusia dan didesain untuk kebutuhan fesyen. Tetapi dari sudut pandang sains, ternyata ada sekitar enam persen populasi perempuan memiliki payudara ekstra di tubuhnya.
Kondisi ini dikenal dengan sebutan polymastia. Kondisinya juga beragam. Ada yang memiliki payudara ketiga dalam bentuk seperti tahi lalat atau gumpalan tanpa puting.
Dalam salah satu kasus ekstremnya, yang dilaporkan di jurnal BMJ Case Reports pada 2015, ada seorang perempuan berusia 41 tahun di India yang dadanya membesar hingga tiga kali ukuran normalnya.
"Kasus ini sangat unik dan mungkin adalah yang pertama dilaporkannya kasus payudara ketiga di lokasi (dada)," ujar Dr. Bharati Hiremath yang menangani kasus tersebut, dikutip IFL Science.
ADVERTISEMENT
Pada payudara ekstranya juga ditemukan sebuah puting ketiga berukuran kecil. Payudara ini memiliki berat sekitar 700 gram dan menempel pada payudara kirinya.
Kondisi tersebut tidak hanya dialami kaum hawa, karena kasus ini ditemukan juga di kaum adam, walaupun jumlahnya sedikit. Menurut sebuah riset di Journal of Plastic Surgery, sekitar satu hingga tiga persen pria mengalami kondisi polymastia. Dijelaskan bahwa hanya 0,6 persen orang Kaukasia yang mengalami kondisi tersebut, sementara ditemukan sekitar 5 persen perempuan Jepang mengalaminya.
Ilustrasi Payudara (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Payudara (Foto: Thinkstock)
Ada beberapa penelitian yang mengorelasikan antara polymastia dengan cacat di bagian ginjal atau kandung kemih. Hal tersebut dikarenakan adanya studi yang mengatakan bahwa di antara mereka yang memiliki puting ekstra, sekitar 14,5 persennya menderita cacat pada bagian tersebut.
ADVERTISEMENT
Namun demikian, banyak peneliti menolak hasil penelitian tersebut karena menurut mereka, dokter tidak perlu melihat komplikasi atas kandung kemih ataupun ginjal karena pasien mereka memiliki puting ekstra.
Selain dikaitkan dengan cacat di bagian ginjal atau kandung kemih, memiliki jaringan payudara tambahan juga disebut dapat meningkatkan risiko terkena kanker. Hal ini karena jaringan polymastia memiliki risiko untuk terserang penyakit mematikan tersebut.