Hujan Es di Makkah, Begini Penjelasan Menurut Sains

14 Agustus 2019 15:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para jemaah tiba di Mina di bawah hujan lebat untuk melaksanakan lempar jumrah, Makkah, Senin (12/8) Foto: AFP/FETHI BELAID
zoom-in-whitePerbesar
Para jemaah tiba di Mina di bawah hujan lebat untuk melaksanakan lempar jumrah, Makkah, Senin (12/8) Foto: AFP/FETHI BELAID
ADVERTISEMENT
Hujan deras disertai es mengguyur Kota Makkah pada Senin (12/8) sekitar pukul 15.30 waktu setempat. Kejadian ini mendapat perhatian khusus di Indonesia, terutama setelah ustaz Abdullah Gymnastiar turut membagikan momen ini di media sosia.
ADVERTISEMENT
"Masyaallah ada hujan es ini sahabat-sahabat sekalian, yang menurunkan segalanya. Besar-besar esnya masyaallah, semuanya sedang bertasbih kepada Allah. Tidak ada satu pun kecuali Allah yang menghendaki, Allah yang menurunkan (hujan)," kata Aa Gym, seperti dikutip kumparan pada Selasa (13/8).
Makkah sendiri sudah beberapa kali mengalami hujan es. AFP melaporkan, pada musim haji 2010 lalu, tepatnya pada 18 November, Makkah dan Mina mengalami hujan es. Sementara Step Feed memberitakan Makkah pernah juga mengalami hujan petir disertai es pada 28 September 2018.
Kejadian hujan es bisa terjadi di daerah manapun di Bumi yang mengalami hujan badai petir. Biasanya, kejadian hujan es sering terjadi di daerah yang hangat, lembab, dan sering terjadi badai.
ADVERTISEMENT
Hujan es terbentuk ketika ada angin kuat yang membawa udara basah ke bagian atas atmosfer. Semakin tinggi, maka semakin dingin kondisi yang udara basah itu rasakan.
Hujan Es Batu di Jakarta Foto: Gesit Prayogi/kumparan
Sedangkan hujan badai sedang saja bisa membuat udara basah naik ke ketinggian 40.000 kaki atau sekitar 12 kilometer di atas permukaan laut. Kondisi itu bisa membuat embun pada udara basah membeku.
Es akan terbentuk di dalam badai itu. Karena lebih berat dibanding embun air, es akan jatuh ke permukaan Bumi.
Tapi, jika angin yang mendorong ke atas cukup kuat, es itu akan naik ke atas lagi. Setiap terdorong ke atas akan ada lapisan baru yang menyelimuti es. Proses bakal terus terjadi hingga angin tidak lagi kuat mengangkat es itu.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, ukuran es sangat bergantung pada kekuatan badai yang sedang terjadi, bukan pada temperatur di permukaan.
Jadi, jangan heran kalau tempat-tempat panas, seperti Jakarta atau Makkah, bisa mengalami hujan es.