Ikan di Benua Asia Diprediksi Habis Tahun 2048

26 Maret 2018 15:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ikan Tuna. (Foto: Thinkstock/Guido Montaldo)
zoom-in-whitePerbesar
Ikan Tuna. (Foto: Thinkstock/Guido Montaldo)
ADVERTISEMENT
Akibat kerusakan habitat dan eksploitasi berlebihan, ikan-ikan di sekitar Benua Asia diprediksi akan segera habis di tahun 2048. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan hal ini dalam empat laporan penting PBB yang dipresentasikan dalam pertemuan para ilmuwan di Medellin, Kolombia, hari Jumat (23/3).
ADVERTISEMENT
Laporan ini merupakan hasil kerja selama tiga tahun dari 550 ahli di 100 negara yang melakukan penelitian terhadap keanekaragaman hayati dan ekosistem di empat wilayah, yakni Benua Amerika, Asia-Pasifik, Afrika, dan Eropa-Asia Tengah. Laporan ini sudah mendapatkan persetujuan dari Intergovernmental Science-Policy Platform on Biodiversity and Ecosystem Services (IPBES).
Dengan meledaknya populasi manusia di Bumi, maka semakin banyak sumber daya seperti makanan dan air yang dibutuhkan sehingga eksploitasi kepada alam akan dilakukan terus menerus untuk memenuhi kebutuhan manusia. Celakanya, tidak ada upaya serius dan berkelanjutan untuk memebenahinya.
Menurut laporan tersebut, ada beberapa hal yang diprediksi akan terjadi apabila eksploitasi alam terus menerus dilakukan.
- Pada tahun 2050, Benua Amerika akan kehilangan 15 persen populasi hewan dan tumbuhannya. Dalam hal ini berarti Amerika akan kehilangan 40 persen hewan dan tumbuhannya sejak tahun 1700-an.
Ada 26 jenis satwa yang hidup bebas. (Foto: Flickr / Heru wijaya)
zoom-in-whitePerbesar
Ada 26 jenis satwa yang hidup bebas. (Foto: Flickr / Heru wijaya)
- Asia-Pasifik akan kehabisan stok ikan untuk keperluan komersial pada tahun 2048. Selain itu, 45 persen keanekaragaman hayati dan 90 persen terumbu karang akan hilang, kata perwakilan dari Asia, Sonali Seneratna Sellamuttu, peneliti senior di International Water Management Institute.
ADVERTISEMENT
- Sebanyak 28 persen spesies yang hanya hidup di Eropa dan Asia Tengah kini terancam. Dalam sepuluh tahun belakangan, 42 persen tumbuhan di darat dan hewan sudah hilang, kata perwakilan Eropa, Mark Rounsevell dari Karlsruhe Institute of Technology di Jerman. Eropa juga telah kehilangan setengah dari lahan basahnya pada tahun 1970.
Ilustrasi satwa di Afrika (Foto: Pixabaya)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi satwa di Afrika (Foto: Pixabaya)
- Afrika akan kehilangan setengah dari spesies burung dan mamalia pada 2100. Kemudian, lebih dari 60 persen orang di Afrika bergantung pada sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan mereka, kata perwakilan dari Benua Afirka, Luthando Dziba dari South African National Parks. Sebanyak 20 persen dari spesies di Afrika saat ini terancam punah, langka, dan bahkan sudah punah.
Salah satu anggota tim studi ini, Robert Watson, mengatakan pemerintah dan masyarakat harus mengubah gaya hidup mereka untuk mencegah kepunahan berbagai spesies tanaman dan hewan.
ADVERTISEMENT
Hal ini bisa dilakukan di antaranya dengan menggunakan lebih sedikit energi, lebih hemat air, dan mengurangi makan daging merah.
"Beberapa spesies terancam kepunahan. Sementara yang lainnya akan terus berkurang popuasinya," kata Watson dilansir CBC. "Dunia ini akan menjadi tempat yang sepi. Ini adalah masalah moral. Apakah kita sebagai manusia memiliki hak untuk membuat spesies lain terancam punah?"