Ilmuwan Ciptakan Alat yang Bisa Bunuh 99,9 Persen Virus di Udara

19 April 2019 7:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Virus. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Virus. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Plasma dingin atau plasma non-termal telah hadir sejak bertahun-tahun lalu. Teknologi ini telah digunakan, antara lain dalam pembangkit listrik untuk menghentikan partikel yang dilepaskan ke atmosfer. Selain itu, ia juga bisa digunakan untuk mendekontaminasi atau membersihkan racun yang ada di makanan .
ADVERTISEMENT
Yang baru-baru ini diketahui, teknologi dari gas bermuatan listrik atau gas yang terionisasi (gas yang elektronnya lepas) ini ternyata juga dapat digunakan untuk memberantas virus yang punya potensi berbahaya.
Penemuan terbaru ini sangat menarik. Sebab, pengembangan penggunaannya diyakini dapat membersihkan virus di udara yang selama ini relatif sulit untuk diberantas.
Menurut para peneliti dari University Michigan, Amerika Serikat, plasma dingin sangat baik dalam melakukan pekerjaan tersebut. Dalam laporan hasil riset mereka yang telah dipublikasikan di Journal of Physics D: Applied Physics, dituliskan bahwa teknologi ini bisa membunuh 99,9 persen virus yang ada di udara.
Ilustrasi anak campak. Foto: Shutter Stock
Penggunaannya akan menguntungkan manusia karena beberapa virus, misalnya campak, dapat bertahan hidup di udara dalam jarak beberapa kilometer. Hal inilah yang menjadikan virus semacam ini bersifat sangat menular.
ADVERTISEMENT
"Rute penularan penyakit yang paling sulit untuk dijaga adalah melalui udara karena kita relatif hanya memiliki sedikit (alat) untuk melindungi diri ketika kita bernapas," tutur Herek Clack, research associate professor teknik sipil dan lingkungan di University of Michigan, dalam pernyataannya yang dilansir EurekAlert!.
Tim peneliti Clack berharap dapat menggunakan plasma dingin ini untuk reaktor yang sedang mereka bangun. Reaktor ini akan menempel pada gedung dengan berisi manik-manik kaca borosilikat dan dikemas dalam bentuk silinder.
Teknologi yang memanfaatkan partikel terionisasi (yang terbentuk di sekitar muatan listrik) ini akan membiarkan udara masuk ke dalam gedung dan pada saat yang sama membunuh virus.
Saat memasuki reaktor ini, patogen-patogen dalam aliran udara bakal teroksidasi oleh atom-atom tidak stabil yang disebut radikal. Jadi, “yang tersisa adalah virus yang telah berkurang kemampuannya untuk menginfeksi sel," jelas Clack.
ADVERTISEMENT
Penemuan tersebut diapresiasi dengan sangat baik oleh peneliti lainnya. Krista Wigginton, assistant professor teknik sipil dan lingkungan di kampus yang sama, memuji teknologi plasma dingin yang terbukti mampu menonaktifkan 99,9 persen virus dalam sepersekian detik ini.
"Hasil riset ini memberitahu kami bahwa penggunaan plasma non-termal sangat efektif untuk menonaktifkan virus di udara," ucap Wigginton.
Memang, pada saat ini telah hadir teknologi terbatas untuk desinfeksi udara. Namun, pemanfaatan teknologi plasma dingin ini tetap penting. Sebab, menurut Clack, teknologi ini memiliki potensi untuk bekerja, "lebih baik, lebih cepat, dan lebih murah."