Ilmuwan di China Sukses Kloning Monyet Kembar

25 Januari 2018 9:36 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Monyet kembar Zhong Zhong dan Hua Hua  (Foto: Sun Qiang and Poo Muming/Chinese Academy of Sciences via AP)
zoom-in-whitePerbesar
Monyet kembar Zhong Zhong dan Hua Hua (Foto: Sun Qiang and Poo Muming/Chinese Academy of Sciences via AP)
ADVERTISEMENT
Pada 1996, para peneliti telah berhasil membuat kloning mamalia pertama, yaitu domba Dolly. Kini para peneliti di China berhasil membuat dua ekor monyet kloning dengan metode yang sama.
ADVERTISEMENT
Dilansir Science Alert, dua monyet kloning kembar 'lahir' di Chinese Academy of Sciences Institute of Neuroscience, Shanghai.
Dua monyet itu dinamai Zhong Zhong dan Hua Hua. Mereka lahir dengan perbedaan waktu sekitar dua minggu. Kendati demikian, monyet kembar ini memiliki genetik yang sama.
Mereka sebenarnya bukanlah primata pertama yang dikloning. Sebelumnya sudah ada Tetra, seekor monyet di Oregon yang dikloning pada 1999 dengan menggunakan metode pemisahan embrio.
Adapun dua monyet di China ini dikloning dengan menggunakan teknik bernama Somatic Cell Nucleus Transfer (SCNT). Tim peneliti harus melakukan sedikit modifikasi untuk membuat SCNT bisa bekerja pada primata.
"Kami mencoba beberapa metode, tapi hanya satu yang berhasil" kata Qiang Sun, salah satu ilmuwan yang menjadi anggota tim peneliti kloning monyet ini. "Banyak sekali kegagalan sebelum kita berhasil menemukan cara untuk mengkloning seekor monyet," tambahnya.
Monyet Zhong Zhong (Foto: Sun Qiang and Poo Muming/Chinese Academy of Sciences via AP)
zoom-in-whitePerbesar
Monyet Zhong Zhong (Foto: Sun Qiang and Poo Muming/Chinese Academy of Sciences via AP)
Tantangan yang dihadapi para peneliti dalam menemukan metode SCNT yang tepat tidaklah mudah. Sebab, penggunaan metode ini pada primata sering kali menyebabkan perkembangan embrio tertahan pada usia empat sampai sembilan hari atau disebut juga pada fase blastokista.
ADVERTISEMENT
Tim tersebut kemudian melakukan upaya pencegahan perubahan epigenetik pada DNA untuk meningkatkan tingkat keselamatan embrio kloning.
Akhirnya tim peneliti baru sukses mengkloning monyet setelah menggunakan sel yang diambil dari jaringan janin.
Monyet Hua Hua  (Foto: Sun Qiang and Poo Muming/Chinese Academy of Sciences via AP)
zoom-in-whitePerbesar
Monyet Hua Hua (Foto: Sun Qiang and Poo Muming/Chinese Academy of Sciences via AP)
Kloning Monyet Kembar dan Manfaatnya bagi Penelitian
Anda mungkin pernah mendengar tentang studi kembar atau twin studies. Studi ini dapat membantu kita mempelajari efek dari suatu aktivitas atau obat dengan lebih akurat.
Hal ini karena tubuh tiap orang memberikan respons yang berbeda pada setiap hal. Dan orang yang memiliki kembaran identik dapat memberikan akurasi pada studi atau penelitian.
"Banyak pertanyaan mengenai biologi primata yang dapat dipelajari dengan menggunakan model tambahan ini," kata Sun.
"Anda dapat memproduksi kloning monyet dengan latar belakang gen yang sama kecuali gen yang Anda ingin manipulasi," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Ia juga menambahkan, hal ini dapat digunakan sebagai cara untuk mempelajari penyakit otak, kanker, sistem imun, atau kelainan metabolisme. Sekaligus memberikan kesempatan untuk melakukan uji efisiensi obat sebelum diuji secara klinis.
Kendati demikian, penggunaan primata dalam eksperimen masih cukup kontroversial di dunia. Bahkan di beberapa negara di dunia, hal tersebut masih dilarang.
Meski begitu, penggunaan primata bukan manusia dianggap cukup vital bagi penelitian biomedis. Hal tersebut dikarenakan kedekatan gen mereka dengan manusia sekaligus tingkat kepandaian serta dinamika sosialnya.