Ilmuwan: Jasad Manusia Bisa Terus Bergerak meski Telah Lama Meninggal

16 September 2019 7:06 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jasad manusia yang terkena awan panas saat letusan Gunung Vesuvius di Kota Pompeii. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Jasad manusia yang terkena awan panas saat letusan Gunung Vesuvius di Kota Pompeii. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ilmuwan di Australia menemukan suatu hal baru mengenai jasad manusia. Menurutnya, jasad manusia masih bisa terus bergerak selama proses dekomposisi berlangsung.
ADVERTISEMENT
Periset itu berkata, temuan ini akan memiliki implikasi signifikan bagi investigasi post mortem atau autopsi.
Peneliti bernama Alyson Wilson itu menjelaskan, pergerakan ini disebabkan proses dekomposisi. Jadi, saat jasad manusia mulai berubah menjadi mumi, ligamen mulai mengering dan membuat bagian tubuh bergerak.
"Apa yang kami temukan adalah tangan secara signifikan bergerak. Tangan yang awalnya berada di samping tubuh bisa bergerak membuka," ujar Wilson, seperti dilansir Newsweek.
Untuk mendapatkan temuan itu, Wilson melakukan pengamatan jasad manusia di sebuah "kebun tubuh manusia" atau Australian Facility for Taphonomic Experimental Research (AFTER). Itu adalah fasilitas untuk mempelajari proses dekomposisi pada tubuh manusia.
Ilustrasi mayat. Foto: Shutterstock
Dalam risetnya, Wilson mengambil video mayat selama 30 menit tiap harinya selama 17 bulan. Temuan Wilson bisa membantu polisi mengestimasi waktu kematian dari temuan jasad dengan lebih akurat. Selain itu, risetnya juga bisa meningkatkan akurasi dugaan penyebab kematian.
ADVERTISEMENT
"Riset ini sangat penting bagi pihak penegak hukum untuk menyelesaikan sebuah kasus kriminal dan juga membantu dalam investigasi bencana," kata Wilson kepada ABC News.
"Ini penting bagi korban dan juga keluarga korban. Bahkan, di banyak kasus, hal ini memberi korban suara untuk menceritakan kisah terakhir mereka."
Xanthé Mallett, salah satu anggota tim peneliti Wilson menjelaskan, temuan ini bisa memberi pemahaman baru dalam ilmu forensik. Sebab, selama ini biasanya diasumsikan bahwa jasad tidak bergerak dengan sendirinya.
"Apa yang belum diketahui adalah jasad bergerak saat proses dekomposisi berlangsung. Ini adalah pertama kalinya hal ini dicatat," kata Mallet.
"Saya pikir orang-orang akan terkejut melihat pergerakan yang ada. Karena, saya sendiri terkejut ketika melihatnya, terutama setelah melihat berapa banyak tangan bisa bergerak."
Ilustrasi kuburan. Foto: Denny Armandhanu/kumparan
Temuan ini belum dipublikasikan di sebuah jurnal ilmiah. Tapi, banyak peneliti di bidang forensik yang menganggapnya penting.
ADVERTISEMENT
Lisa Dadio, pengajar teknologi forensik di University of New Haven, Amerika Serikat, yang tidak terlibat dalam riset, mengaku tak sabar membaca hasil riset Wilson dan timnya setelah dipublikasikan di jurnal ilmiah.
"Dari perspektif investigasi tempat kejadian perkara terhadap estimasi waktu kematian, ada banyak banyak faktor yang menentukan hal itu," ujar Dadio.
"Kita bergantung pada sejumlah aspek pada TKP termasuk tapi tidak terbatas pada cuaca, temperatur, dan apakah tubuh berada di dalam atau luar ruangan. Dari pandangan investigatif, kita secara signifikan bergantung pada hasil autopsi."