Ilmuwan Temukan Fosil Mirip Makhluk Fiksi 'Cthulhu' Berusia 430 Tahun

13 April 2019 9:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi rekonstruksi Sollasina cthulhu. Foto: Elissa Martin/Yale Peabody Museum of Natural History
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi rekonstruksi Sollasina cthulhu. Foto: Elissa Martin/Yale Peabody Museum of Natural History
ADVERTISEMENT
Sekelompok ilmuwan menemukan sebuah fosil makhluk laut yang diperkirakan berumur 430 juta tahun. Hebatnya, fosil yang baru ditemukan tersebut merupakan spesies baru dari jenis echinodermata.
ADVERTISEMENT
Peneliti kemudian menamai fosil ini dengan sebutan Sollasina cthulhu. Nama itu diberikan karena hewan purba ini sangat mirip dengan sosok makhluk fiksi yang memiliki banyak tentakel raksasa dengan nama Cthulhu.
Bagi yang belum tahu, Cthulhu adalah karakter fiksi yang dibuat oleh mendiang penulis HP Lovecraft. Makhluk itu pertama kali muncul dalam sebuah cerita pendek berjudul The Call of Cthulhu pada tahun 1928.
Lovecraft menggambarkan monster ini sebagai makhluk luar angkasa dengan kepala mirip gurita, tubuh bersisik, memiliki cakar, dan sayap yang panjang. Makhluk ini menghabiskan waktunya di dasar Samudera Pasifik.
Dalam keadaan tidur, Cthulhu mampu mengendalikan mimpi manusia. Berkat kemampuannya ini, lahirlah sebuah sekte yang memujanya sebagai dewa.
Ilutrasi makhluk fiksi Cthulhu. Foto: Waldkunst via Pixabay
Beruntung, Cthulhu yang ditemukan oleh para peneliti belum lama ini tidak mengerikan seperti Cthulhu versi Lovecraft. Hewan yang hidup ratusan juta tahun lalu ini memiliki panjang 3 cm.
ADVERTISEMENT
Ukurannya kira-kira sama seperti laba-laba yang kerap ditemukan di rumah-rumah. Laiknya laba-laba, Cthulhu juga memiliki kaki yang cukup panjang. Setidaknya hewan purba ini memiliki 45 kaki yang bekerja seperti tentakel, yakni untuk merayap di dasar laut dan menangkap makanan.
"Dalam makalah ini, kami melaporkan echinodermata baru, kelompok yang mencakup bulu babi, teripang, dan bintang laut, dengan pelestarian jaringan lunak," kata rekan penulis Derek Briggs, ahli paleontologi dari Yale, seperti dikutip IFL Science.
Untuk mempelajari fisiologi makhluk itu, para peneliti menggunakan teknik yang disebut tomografi fisik-optik resolusi tinggi. Hal ini melibatkan penggilingan pada fosil, dan mengambil foto di setiap lapisannya. Kemudian, ratusan gambar yang dihasilkan akan disusun untuk membentuk gambar 3D atau "fosil virtual".
Ilustrasi rekonstruksi Sollasina cthulhu. Foto: Elissa Martin/Yale Peabody Museum of Natural History
Dari fosil virtual ini, para peneliti dapat mengetahui sistem pembuluh air internal hewan. Mereka juga dapat menyimpulkan bahwa hewan ini lebih mirip dengan teripang daripada landak laut.
ADVERTISEMENT
"Sistem vaskular air mengoperasikan struktur seperti tentakel yang mereka gunakan untuk bergerak dan menangkap makanan," ujar Briggs.