Ilmuwan Temukan Ibu Kota Kekaisaran Khmer dari Abad ke-9 di Kamboja

17 Oktober 2019 12:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tampilan udara penemuan Ibu Kota Kekaisaran Khmer di Kamboja. Foto: Archaeology Development Foundation
zoom-in-whitePerbesar
Tampilan udara penemuan Ibu Kota Kekaisaran Khmer di Kamboja. Foto: Archaeology Development Foundation
ADVERTISEMENT
Ada sebuah kota kuno bekas peninggalan Kekaisaran Khmer yang belum lama ini ditemukan oleh para ilmuwan. Setelah berabad-abad lamanya tersembunyi di balik topografi hutan lebat Kamboja di era modern, keberadaan kerajaan Hindu-Buddha yang pernah berjaya pada kurun waktu 802 hingga 1432 Masehi akhirnya terungkap.
ADVERTISEMENT
Mahendraparvata adalah ibu kota awal Kekaisaran Khmer yang berhasil ditemukan oleh para ilmuwan. Kota itu memiliki julukan sebagai kota Kamboja yang hilang.
Sebelumnya, para arkeolog dan sejarawan mengklaim bahwa mereka mengetahui keberadaan Mahendraparvata selama beberapa dekade. Namun saat itu, bukti arkeologis yang ditemukan di kota Angkor terbilang masih sedikit.
Peta penemuan Ibu Kota Kerajaan Khmer di Kamboja. Foto: Chevance et al., Antiquity
Berkat teknologi pemindai laser, penemuan terbaru yang dipimpin arkeolog Jean Baptiste Chevance dari Yayasan Arkeologi dan Pembangunan di Inggris ini dapat melengkapi hasil temuan sebelumnya.
Dari hasil survei yang mereka lakukan, sekelompok ilmuwan kemudian memetakan jaringan perkotaan luas, yang mereka prediksi berasal dari abad ke-9. Kota itu terletak di dataran tinggi Phnom Kulen, di timur laut kota Angkor, yang notabene merupakan ibu kota utama Kerajaan Khmer berdasarkan catatan sejarah.
ADVERTISEMENT
“Wilayah pegunungan Phnom Kulen sampai saat ini tak banyak menarik perhatian,” tulis para peneliti, sebagaimana diberitakan Science Alert. “Kawasan itu hampir seluruhnya hilang dari peta arkeologis, kecuali hanya sebagai sebaran titik yang menunjukkan peninggalan beberapa kuil.”
Situs batu suci di Kamboja yang baru didokumentasikan. Foto: Cambodian Archaeological Lidar Initiative
Penelitian ini diawali sejak 2012 dan berlangsung hingga 2017. Mulanya, ilmuwan melakukan survei menggunakan teknologi pemindai laser di atas wilayah Phnom Kulen. Bukti-bukti arkeologis yang terdapat di atas dataran tinggi itu sebelumnya lolos dari pengamatan akibat perambahan kawasan hutan yang terjadi secara alami.
“Khmer kuno memodifikasi bentang alam, membentuk fitur pada skala yang sangat besar, seperti kolam, waduk, kanal, jalan, kuil, sawah dan lain-lain,” ujar Chevance kepada Newsweek. “Namun hutan lebat yang kerap menutupi bidang yang selama ini diincar menjadi kendala utama untuk mencari tahu tentang keberadaannya.”
ADVERTISEMENT
Beruntung, survei udara telah meringankan tugas sekelompok ilmuwan untuk menyibak kerimbunan vegetasi yang menyembunyikan Mahendraparvata dari pandangan.