Ini Alasan Mengapa Kita Mengalami Cegukan

11 Februari 2019 13:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi cegukan Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi cegukan Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Bagi sebagian orang, cegukan bisa menjadi suatu hal yang sangat menyebalkan. Kondisi itu bisa muncul tiba-tiba hingga membuat orang itu rela melakukan berbagai cara untuk menghentikannya.
ADVERTISEMENT
Cegukan sendiri dapat terjadi karena beberapa hal, seperti stres, gugup, konsumsi obat, dan perubahan temperatur.
Cegukan diawali pada diafragma manusia, yaitu otot yang terletak di antara paru-paru dan perut. Ketika kita menghembuskan napas, diafragma dalam keadaan rileks, sehingga udara dari paru-paru menuju tubuh keluar melalui hidung dan mulut.
Saat kita dalam kondisi cegukan, gangguan telah menyebabkan diafragma menjadi kejang. Ini memaksa laring (atau kotak suara) berkontraksi, yang pada akhirnya menutup glotis (atau pita suara), menciptakan suara "hik" secara berulang.
Ilustrasi cegukan. Foto: Thinkstock
Adapun hal yang paling lazim dilakukan seseorang saat mengalami cegukan yakni dengan menahan napas atau menarik napas ke dalam kantung kertas. Ada juga yang meminum air secara terus menerus agar cegukan itu cepat berhenti. Sayangnya, belum ada bukti ilmiah yang menerangkan bahwa metode tersebut bisa bekerja secara efektif.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Tyler Cymet, kepala pendidikan kedokteran di American Association of Colleges of Osteopathic Medicine, menghabiskan lima tahun untuk mempelajari 54 pasien rumah sakit yang mengalami cegukan. Namun, ia tidak menemukan cara yang mudah untuk "menyembuhkan" cegukan itu.
"Saya pikir tidak ada cara lain yang bisa bekerja: Dimulai (cegukan) hingga berhenti sendiri, dan hanya itu," ujar Tyler seperti dikutip dari IFL Science.
Ilustrasi cegukan. Foto: derneuemann via Pixabay
Namun, saat kamu mengalami cegukan selama lebih dari 48 jam, ada baiknya untuk segera konsultasi dengan dokter. Karena bisa jadi ada masalah yang lebih serius sedang menimpamu. Seperti miningitis, stroke, cedera otak traumatis, atau tumor.
Dalam kasus yang paling parah, seseorang bisa mengalami cegukan kronis. Di mana cegukan itu terjadi selama berhari-hari, berminggu-minggu, hingga bertahun-tahun tanpa henti. Kasus seperti itu pernah dialami oleh seorang pria asal Amerika Serikat, bernama Charles Osborne yang mengalami cegukan selama 68 tahun (1894-1991).
ADVERTISEMENT