Ironi Petualangan Laut Kaum Bumi Datar yang Pakai GPS Kaum Bumi Bulat

15 Januari 2019 8:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Kapal Pesiar  (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kapal Pesiar (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Di awal 2019 ini, kaum Bumi datar mengumumkan rencana petualangan. Mereka ingin melakukan perjalanan dengan kapal pesiar pada 2020 nanti.
ADVERTISEMENT
Acara disiapkan semuanya oleh Flat Earth International Conference (FEIC). Petualangan ini tidak ada bedanya dengan perjalanan plesiran di atas kapal pesiar biasa. Di sana para kaum Bumi datar bisa menikmati kolam renang, restoran, dan berbagai fasilitas lainnya.
Terdengar tidak ada yang salah, ya, dengan itu semua. Semua bersenang-senang di atas kapal pesiar.
Tapi, ada suatu ironi saat para penganut teori Bumi datar ini berkelana di laut. Sistem navigasi di kapal-kapal yang dipakai, bakal bergantung pada fakta bahwa Bumi itu bulat. Iya, mereka memakai sistem GPS dan arah Bumi bulat.
Ilustrasi Kapal Pesiar  (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kapal Pesiar (Foto: Wikimedia Commons)
"Sistem navigasi kapal bergantung pada prinsip bahwa Bumi itu bulat," kata Henk Keijer, seorang ahli kelautan yang dahulu bekerja sebagai kapten kapal pesiar selama 23 tahun.
ADVERTISEMENT
"Grafik bahari didesain berdasarkan satu hal, bahwa Bumi itu bulat," tambah dia seperti dikutip dari The Guardian.
Keijer, yang kini bekerja sebagai ahli forensik kelautan di perusahaan konsulta Robson Forensic, mengatakan keberadaan teknologi GPS sudah bisa menjadi bukti bahwa Bumi itu bulat, bukan datar seperti yang diklaim kaum Bumi datar. GPS bergantung pada 24 satelit utama yang mengorbit Bumi untuk memberikan informasi mengenai posisi dan navigasi.
"Alasan kenapa 24 satelit digunakan adalah karena lengkungan Bumi," jelas Keijer. "Diperlukan minimal tiga satelit untuk menentukan posisi suatu objek. Tapi, jika seseorang yang berlokasi di sisi lain Bumi juga ingin mengetahui posisi mereka, maka diperlukan sejumlah satelit lain."
"Kalau Bumi datar, tiga satelit sudah cukup untuk memberikan informasi navigasi kepada semua orang di Bumi. Tapi kenyataannya tidak cukup, karena Bumi bentuknya bulat," papar dia.
Bumi Datar vs Bumi Bulat (Foto: Ridho Robby/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bumi Datar vs Bumi Bulat (Foto: Ridho Robby/kumparan)
Ada banyak teori mengenai bentuk Bumi yang bisa kita temukan di komunitas Bumi datar. Flat Earth International Conference (FEIC) sendiri mengklaim bahwa mereka telah melakukan analisis, riset, dan melakukan eksperimen panjang untuk memperkuat anggapan Bumi itu berbentuk tidak bulat.
ADVERTISEMENT
Sementara ini, The Guardian melaporkan FEIC belum mengeluarkan informasi lebih banyak atas petualangan kapal pesiar ini dan sistem teknologi GPS Bumi bulat. Ada kemungkinan FEIC akan mencari staf bagi kapal pesiar itu yang setuju dengan anggapan Bumi datar.
Jika hal ini dilakukan, Keijer percaya hal itu akan sangat sulit dilakukan. Kaum Bumi datar harus membuat sendiri sistem tersebut dan tentu saja bakal memakan biaya besar dan panjang. Entah kapan riset tersebut bisa rampung.
"Saya sudah berlayar kurang lebih sekitar 2 juta mil. Tapi saya belum pernah bertemu seorang kapten kapal yang mempercayai bahwa Bumi itu datar," pungkas Keijer.