Jadi Jomblo Tingkatkan Risiko Terkena Serangan Jantung

20 Juni 2018 17:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menikah Bisa Membuat Kamu Lebih Bahagia (Foto: thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Menikah Bisa Membuat Kamu Lebih Bahagia (Foto: thinkstock)
ADVERTISEMENT
Menjadi jomblo ternyata tidak hanya membuat malam Minggu Anda sepi. Menurut suatu studi terbaru, orang yang tidak memiliki pasangan memiliki risiko tinggi terserang penyakit jantung.
ADVERTISEMENT
Studi yang dipublikasikan di jurnal Heart itu juga menyebut duda dan janda punya risiko yang sama dengan para jomblo. Mereka memiliki risiko 42 persen lebih tinggi mengalami penyakit jantung.
Selain itu, mereka juga memiliki 15 persen risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung arteri dan 42 persen risiko meninggal akibat penyakit tersebut.
Risiko lembur pengaruhi jantung (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Risiko lembur pengaruhi jantung (Foto: Thinkstock)
Risiko mereka terkena stroke juga terbilang tinggi. Mereka memiliki 55 persen lebih tinggi terkena stroke.
"Hasil analisis kami menunjukkan bahwa dibandingkan dengan mereka yang telah menikah, orang yang tidak menikah diasosiasikan dengan peningkatan penyakit jantung arteri, penyakit jantung kardiovaskular, serta kematian akibat stroke," ujar Chun Wai Wong, peneliti Keele University sekaligus pemimpin studi, dikutip dari Sky News.
Para ilmuwan mengambil kesimpulan ini setelah mempelajari 34 studi lain yang dilakukan selama 52 tahun terakhir. Studi tersebut diikuti oleh lebih dari 2 juta orang berusia antara 42 hingga 77 tahun.
ADVERTISEMENT
Dijelaskan juga bahwa masalah kesehatan dari orang yang sudah menikah biasanya akan lebih cepat ditemukan oleh pasangannya.
Ilustrasi pasangan Rusia.  (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pasangan Rusia. (Foto: Pixabay)
Mereka yang menikah juga dikatakan memiliki keamanan finansial dan jaringan pertemanan yang luas, dua hal yang diduga peneliti bisa membantu dalam mengobati penyakitnya.
"Ada beberapa mekanisme yang mungkin bisa membantu menjelaskan mengapa orang yang menikah memiliki risiko terserang penyakit jantung yang rendah," ujar professor Phyo Kyaw Myint dari University of Aberdeen yang tidak terlibat dalam studi.
"Mereka mungkin memiliki gaya makan dan hidup yang seimbang, yang terjadi setelah didorong pasangannya untuk menurunkan berat badan, melakukan aktivitas fisik, atau mendorong mereka untuk pergi ke dokter."