Jejak Kaki 14.000 Tahun Tunjukkan Cara Manusia Purba Jelajahi Gua

16 Mei 2019 8:22 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jejak-jejak kaki berusia 14.000 tahun. Foto: Isabella Salvador
zoom-in-whitePerbesar
Jejak-jejak kaki berusia 14.000 tahun. Foto: Isabella Salvador
ADVERTISEMENT
Jejak-jejak kaki sekelompok manusia dari Zaman Batu ditemukan di dalam Gua Grotta della Bàsura di Italia Utara. Para peneliti memperkirakan, mereka hidup sekitar 14.000 tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Untuk memasuki gua tersebut, para manusia purba itu berjalan secara merangkak melalui lorong gelap, kemudian membakar buah pinus sebagai sumber cahaya. Jejaknya tercetak dan terjaga dengan sangat baik, hingga akhirnya ditemukan oleh arkeolog ribuan tahun kemudian.
Menurut Marco Romano, peneliti postdoctoral di Evolutionary Studies Institute di University of the Witwatersrand di Afrika Selatan, kondisi gua yang sangat sempit menjadi penyebab kenapa para penjelajah kuno berjalan dengan cara merangkak dan jongkok.
Cara manusia purba masuk gua. Foto: Isabella Salvador
Keberadaan manusia purba di Gua Grotta della Bàsura ini sebenarnya telah diketahui sejak 1950-an. Tetapi, analisis terhadap jejak kaki baru dilakukan baru-baru ini, dengan menggunakan teknologi tinggi pada jalur yang dilalui manusia purba. Para peneliti melakukan analisis dengan menggunakan pemindaian laser, analisis sedimen, geokimia, arkeobotani, dan pemodelan 3D untuk mempelajari jejak-jejak kaki yang tercetak.
ADVERTISEMENT
Hasilnya, para peneliti menemukan 180 jejak kaki. Dari situ, mereka dapat memahami bagaimana orang-orang hidup pada masa Paleolitikum. Selain itu, dengan melihat ukuran jejak-jejak kaki tersebut, peneliti juga menyimpulkan bahwa ada lima orang yang telah masuk ke dalam gua tersebut, yakni dua orang dewasa, satu remaja, dan dua anak-anak. Masing-masing anak yang diperkirakan berusia 3 dan 6 tahun, sementara si remaja berusia 8 hingga 11 tahun.
Pada saat itu, manusia purba tidak menggunakan alas kaki dan tidak menggunakan pakaian. Hal ini terlihat dari tidak adanya baju atau benda lain yang ditemukan di dalam gua. Mereka masuk secara berderet dengan posisi anak-anak berada di belakang.
Cara manusia purba masuk gua. Foto: Isabella Salvador
“Manusia purba berjalan sangat dekat dengan dinding gua, ini juga dilakukan oleh hewan agar tetap aman ketika berjalan di ruangan yang gelap dan asing. Setelah lama berjalan, gua semakin menyempit, memaksa mereka berjalan merangkak, menempatkan tangan dan lutut mereka di atas tanah,” ujar Romano kepada Live Science.
ADVERTISEMENT
Kelima orang itu kemudian melintasi sebuah kolam kecil, meninggalkan jejak yang cukup dalam di tanah yang tergenang air, hingga akhirnya tiba di sebuah ruangan tempat mereka berhenti. Sesampainya di sana, remaja dan anak-anak mengumpulkan tanah liat dan menempelkannya pada stalagmit. Obor yang dipakai sebagai penerangan meninggalkan jejak berupa arang.
Jejak-jejak kaki 14.000 tahun. Foto: Isabella Salvador
Menurut Romano, anak-anak muda zaman purba merupakan anggota yang paling aktif, baik dalam kegiatan sosial maupun berbudaya.
Matthew Bennet, profesor ilmu lingkungan dan geografi dari University of Bournemouth di Inggris yang tak terlibat dalam riset, mengatakan perkembangan teknologi telah membuat kita sekarang bisa menganalisis sebuah jejak, apakah itu milik manusia atau hewan. Menurutnya, hasil riset terbaru ini merupakan "karya yang tersajikan dengan indah.”
Jejak-jejak kaki 14.000 tahun. Foto: Marco Avanzini
ADVERTISEMENT