Kenapa Ada Orang yang Gebrak Meja saat Emosi?

11 April 2019 7:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi emosi Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi emosi Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Video pidato calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto sedang viral di media sosial. Dalam video itu, Prabowo tampak menggebrak podium dengan tangannya saat sedang berpidato di kampanye akbar yang diselenggarakan di Stadion Kridosono, Yogyakarta, Senin (8/4).
ADVERTISEMENT
Prabowo saat itu sedang membahas tentang antek asing. Prabowo terlihat berapi-api saat menyampaikan pidato itu di hadapan para pendukungnya. Ia beberapa kali menggebrak podium saat berpidato.
"Saudara sekalian masih mau dibohongi terus? Rela kalau kekayaan kita dirampok terus?" tanya Prabowo, berapi-api.
Amien Rais, yang juga hadir di Stadion Krisdosono, kemudian maju menghampiri Prabowo untuk menenangkannya. Ia mencoba mencairkan suasana yang disambut sorak sorai para pendukung.
Gebrak meja saat emosi
Menurut Barbara Brown, psikoterapis dan anggota Ontario Society of Psychotherapists, Aksi gebrak meja adalah salah satu gestur yang orang memperlihatkan saat marah. Brown menambahkan bahwa gestur lainnya yang menunjukkan seseorang sedang marah adalah berteriak, berkata kasar, menghina, sarkasme, dan membanting barang.
ADVERTISEMENT
Bagi beberapa orang, rasa marah yang mereka rasakan bisa berubah menjadi ekspresi fisik, seperti mendorong atau memukul.
Ilustrasi marah Foto: Pixabay
Rasa marah sendiri adalah hal normal. Katharine King, psikoterapis dan anggota College of Registered Psychotherapists of Ontario, mengatakan bahwa orang dengan emosi yang sehat akan mengalami rasa marah.
"Saya sering bilang ke klien saya bahwa rasa marah adalah penanda, bahwa ada suatu kisah yang harus diceritakan. Ketika kita tidak diperlakukan dengan hormat, atau ketika batas-batas privasi kita dilanggar, rasa marah kita bisa dipahami," jelas King, dilansir Gizmodo.
Brown juga mengungkapkan hal serupa. Menurutnya, rasa marah adalah suatu hal yang manusiawi dan merupakan salah satu emosi yang penting. Tapi, Brown menambahkan, marah berlebihan bisa berbahaya.
ADVERTISEMENT
"Beberapa orang punya kondisi, seperti 'tombol marahnya' terus menyala. Hal ini bisa berbahaya bagi kesehatan diri dan hubungannya dengan orang lain," kata Brown.
Orang mudah marah
Dari perspektif ilmu psikologi, orang yang mudah marah cenderung punya toleransi rendah dalam menghadapi rasa frustrasi, tidak nyaman, dan gangguan. Orang-orang seperti ini, sangat sensitif dan menjadi marah ketika situasi tampak tidak adil.
King mengatakan bahwa orang yang mudah marah mungkin memiliki banyak hal yang menyebabkannya demikian. Ia menambahkan bahwa mereka yang mengalami depresi juga menjadi mudah marah.
Marah berlebihan
Sementara itu, marah berlebihan bisa menyebabkan masalah. Mulai dari dikucilkan teman hingga masalah kesehatan. Selain itu, ketika kita marah, psikologi kita juga ikut berubah. Tubuh jadi memproduksi banyak adrenalin dan noradrenalin.
Ilustrasi marah. Foto: Pixabay
Kedua senyawa itu bisa mengganggu kemampuan kita dalam berpikir. Jadi ketika kita sedang marah karena sesuatu atau kepada seseorang, kita tidak bisa berpikir jernih dan rasional. Hal ini bisa bermasalah bagi kehidupan sosial kita.
ADVERTISEMENT
"Saya sangat khawatir pada orang-orang yang tidak pernah mendapatkan cara sehat dan konstruktif dalam memproses rasa marah mereka," kata King.
"Rasa marah makin berbahaya ketika seseorang juga punya perilaku tidak sehat, seperti merokok atau ketagihan alkohol," tambahnya.
Brown juga mengatakan hal serupa. Menurutnya banyak orang yang menggunakan hal-hal tersebut untuk menghilangkan rasa marah mereka. Padahal ini malah menyebabkan masalah bagi fisik dan emosi mereka.