news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kenapa Orang Arab Tahan Pakai Jubah dan Cadar Hitam di Cuaca Panas?

7 Maret 2018 20:23 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi cadar. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi cadar. (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Cadar dan jubah identik dengan warna hitam. Di negara-negara Timur Tengah pun, wanita-wanita yang bercadar umumnya menggunakan cadar warna hitam.
ADVERTISEMENT
Padahal, biasanya pakaian berwarna hitam dihindari untuk dipakai di bawah cuaca panas karena dianggap lebih mudah menyerap panas sehingga membuat tubuh lebih mudah gerah.
Lalu bagaimana wanita-wanita di Timur Tengah bisa bertahan menggunakan pakaian dan cadar serba hitam di cuaca panas gurun?
Ternyata, sebuah penelitian pernah dilakukan sejak tahun 1980 untuk menjawab pertanyaan ini. Para peneliti dari Tel Aviv University dan Harvard University melakukan riset tersebut untuk menjawab pertanyaan mengapa Suku Badui di Arab terlihat nyaman menggunakan jubah hitam.
Wanita Suku Badui Arab. (Foto: Arian Zwegers via Flickr)
zoom-in-whitePerbesar
Wanita Suku Badui Arab. (Foto: Arian Zwegers via Flickr)
Dalam risetnya tersebut, tim peneliti mengukur dan menghitung berapa banyak panas yang dihasilkan dari radiasi, panas yang hilang karena konveksi, panas yang hilang karena penguapan, panas yang tersimpan, dan panas yang dihasilkan dari metabolisme manusia di bawah panas matahari di gurun.
ADVERTISEMENT
Mereka membandingkan antara jumlah panas yang dihasilkan seseorang ketika menggunakan jubah hitam khas Suku Badui Arab, ketika mengenakan jubah yang sama tapi berwarna putih, ketika berseragam tentara warna cokelat, dan ketika hanya menggunakan celana pendek. Keempat pakaian tersebut dipakai oleh satu orang selama masing-masing 30 menit.
Hasilnya, peneliti menemukan bahwa baik jubah putih maupun jubah hitam menyerap panas dalam jumlah yang sama. Jadi tidak benar pakaian berwarna hitam membuat tubuh lebih gerah dan pakaian berwarna putih membuat tubuh lebih sejuk.
Kunci mengapa jubah hitam tetap nyaman digunakan meski berada di bawah cuaca panas adalah karena jubah yang digunakan di Timur Tengah berbahan tebal dan longgar. Karena itu, meskipun menyerap panas, panas terhalang bahan yang tebal sehingga tidak sempat mengenai kulit.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itulah, memakai jubah dan cadar serba hitam, sebenarnya tidak akan membuat tubuh lebih merasa gerah. Sebaliknya, bahan dari jubah yang tebal dan longgar justru membuat pemakainya tetap merasa nyaman.
Ilusrasi cadar (Foto: Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Ilusrasi cadar (Foto: Reuters)
Selain itu, yang penting diketahui lagi, memakai baju yang terlalu terbuka saat cuaca panas justru tidak disarankan karena panas matahari bisa membakar kulit. Ditambah lagi, kondisi penipisan lapisan ozon membuat panas matahari yang masuk ke bumi menjadi lebih banyak sehingga membuat kemungkinan terkena kanker kulit menjadi lebih besar.