Kentut, Sering Dihasilkan tapi Jarang Dipahami

11 Desember 2017 7:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Kentut (Foto: Muhammad Faisal N/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kentut (Foto: Muhammad Faisal N/kumparan)
ADVERTISEMENT
Buang angin yang dalam bahasa medis disebut flatulensi, adalah kegiatan yang biasa dan sering kita lakukan. Tak jarang, kentut yang dihasilkan dari flatulensi ini menjadi sebuah alat dan sarana untuk bercanda dengan kawan atau keluarga kita.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, kentut memiliki sebuah peran penting bagi kesehatan tubuh kita. Tidak bisa buang angin dapat membahayakan nyawa seseorang. Tak hanya itu, terpaksa masuk rumah sakit karena tidak bisa buang angin juga bisa menjadi sebuah bahan olokan yang akan bertahan cukup lama di antara kawan-kawan kita.
Nah, untuk berkenalan lebih jauh dengan gas beraroma “mematikan” tersebut, marilah kita simak penjelasan singkat yang kumparan (kumparan.com) rangkum sambil menahan napas dan tawa ini.
Ilustrasi kentut. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kentut. (Foto: Thinkstock)
Komposisi Kimia Kentut Setiap Orang Berbeda
Komposisi zat kimia kentut setiap orang berbeda-beda, tergantung dari biokimia, bakteria dan makanan orang tersebut.
Sejatinya sebagian besar gas kentut terbuat dari nitrogen dan karbon dioksida yang memang banyak ditemukan di udara.
ADVERTISEMENT
Menurut ThougtCo serta banyak sumber media lainnya, biasanya komposisi kimia gas kentut mengandung sekitar 20-90 persen nitrogen, 0-50 persen hidrogen, 10-30 persen karbon dioksida, 0-10 persen oksigen dan 0-10 persen metana.
Selain dari biokimia, bakteria dan makanan, penyebab buang angin seseorang juga berpengaruh terhadap komposisi gas tersebut. Jika buang angin terjadi karena terlalu banyak menelan udara, komposisi kimia kentut yang dihasilkan akan lebih banyak didominasi oleh zat yang sama dengan udara kita seperti nitrogen dan oksigen.
Adapun jika kentut dihasilkani akibat proses pencernaan dan bakteri di dalam perut, kandungan dan aromanya akan lebih eksotik.
Ilustrasi Kentut (Foto: Matti Mattila/Flickr)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kentut (Foto: Matti Mattila/Flickr)
Penyebab Aroma Eksotik Kentut
Kita tentu tak asing dengan aroma eksotik gas buatan perut kita, tetapi jarang yang mengetahui alasan pasti mengapa kentut kita bau.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, ada beberapa faktor penyebab yang membuat kentut kita beraroma tidak sedap. Mulai dari kandungan kimia yang ada di perut, bakteri, serta apakah kita sudah buang air besar atau belum.
Biasanya mereka yang mengonsumsi daging memiliki aroma gas kentut yang lebih kuat dikarenakan kandungan senyawa skatole dan indole hasil pencernaan daging.
Selain itu, zat kimia seperti methanethiol, dimetil sulfida, hidrogen sulfida dan asam lemak juga turut membentuk kentut berbau khas.
Jika anda memiliki rencana untuk menciptakan sebuah bom gas alami yang cukup mematikan, anda bisa mengonsumsi banyak makanan yang mengandung senyawa sulfur seperti kol dan telur. Dijamin, aroma gas kentut anda bisa membuat orang lain kabur dalam sekejap.
Ilustrasi Bau Kentut (Foto: Mmntz/Flickr)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bau Kentut (Foto: Mmntz/Flickr)
Peneliti Kentut, Profesi Mulia yang Tak Banyak Dikenal
ADVERTISEMENT
Semua informasi mengenai kentut yang kita miliki ini adalah hasil dari penelitian para ahli. Mereka mempelajari segala macam gas perut yang ada dalam sebuah cabang yang dinamai flatologi. Mereka mempelajari flatologi ini disebut sebagai flatologis.
Biasanya saat kita mengalami masalah buang angin, kita akan menghubungi dokter spesialis penyakit dalam yang mempelajari bagian pencernaan perut secara menyeluruh.
Pria Lebih Sering Menghasilkan Kentut daripada Wanita?
Mungkin ini adalah pertanyaan yang cukup sering ditanyakan. Perdebatannya pun panjang dengan masing-masing pihak saling tuduh.
Dikutip dari Live Science, sebenenarnya secara normal manusia mengeluarkan sekitar 1,7 liter gas kentut per hari. Itu kurang lebih adalah sekitar 15 hingga 20 kali buangan kentut per hari.
ADVERTISEMENT
Menurut Womens Health Mag, pria lebih sering kentut karena makan lebih cepat. Sementara wanita lebih jarang kentut, tetapi sering menahan kentut karena alasan etika.
Terlepas dari itu semua, kita harus memahami bahwa buang angin atau mengeluarkan kentut adalah suatu hal yang normal dilakukan.
Meski normal, ada baiknya kita tetap menghindari buang angin di tempat umum atau menepi ke tempat sepi lainnya saat buang angin demi kebaikan kita bersama.