Kepulauan Galapagos Charles Darwin Terancam Polusi Plastik

1 Juni 2018 10:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepulauan Galapagos (Foto: pen_ash/Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Kepulauan Galapagos (Foto: pen_ash/Pixabay)
ADVERTISEMENT
Galapagos, kepulauan yang terkenal karena pernah disinggahi oleh Chales Darwin dan dianggap sebagai sumber inspirasi dari tulisan-tulisannya mengenai Teori Evolusi, kini berada dalam ancaman polusi plastik.
ADVERTISEMENT
Saat ini, seperti dikutip dari IFL Science, berton-ton plastik dari lautan terdampar di pantai Kepulauan Galapagos dan menjadi ancaman bagi berbagai spesies yang ada di kepulauan yang berjarak 965 kilometer dari pesisir Ekuador itu. Selama ini, Galapagos merupakan rumah dari berbagai spesies hewan endemik.
Sebuah stasiun televisi Inggris, ITV, telah membuat liputan khusus mengenai keadaan Galapagos terkini. Mereka mewawancarai ahli untuk mengetahui bagaimana dampak plastik pada kehidupan di Galapagos.
Diketahui, sampah plastik sudah mempengaruhi kehidupan hewan-hewan di Galapagos. Beberapa ekor singa laut terlihat menggunakan botol plastik sebagai mainan, sementara kelomang menggunakan tutup botol sebagai rumah.
Tak hanya itu, burung-burung finch di Galapagos juga terlihat membuat sarang dari benang plastik, sementara kura-kura hijau Galapagos tersedak kantong plastik. Mereka menelan kantong tersebut karena dikira sebagai ubur-ubur.
ADVERTISEMENT
Galapagos telah diresmikan sebagai situs warisan dunia UNESCO pada 1978. Sebanyak 97 persen wilayahnya sebenarnya tidak terjangkau dan hanya bisa dikunjungi dengan izin khusus.
Meski berbagai cara sebenarnya telah diupayakan untuk mencegah kerusakan Galapagos, sampah-sampah plastik yang berada di laut pada akhirnya tetap bisa masuk dan merusak keindahan kepulauan itu.
Menurut penelitian, sebagian besar plastik yang ada di Galapagos berasal dari Amerika Selatan dan Kepulauan Pasifik. Beberapa sampah terlihat memiliki tulisan dalam bahasa-bahasa yang ada di Asia, namun peneliti meyakini sampah ini bukan berasal dari Asia, namun dibawa oleh kapal komersial dan kapal penangkap ikan.
Masalah yang timbul dari sini bukan hanya sekadar sampah botol dan kantung plastik yang utuh. Ketika plastik hancur, plastik akan melepaskan mikropartikel yang lebih sulit untuk dihilangkan.
ADVERTISEMENT
Mikroplastik yang memiliki ukuran kurang dari 5 milimeter akan dikonsumsi oleh hewan. Meskipun belum ada penelitian yang cukup tentang efek mikroplastik, penelitian menunjukkan bahwa mikroplastik dapat menjadi racun bagi burung dan ikan yang memakannya.