Kerja di Kantor yang Banyak Lawan Jenis Tingkatkan Risiko Perceraian

29 September 2018 9:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Teman Kantor (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Teman Kantor (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Sebuah riset yang diterbitkan di Biology Letters menunjukkan bahwa bekerja di sektor yang didominasi lawan jenis dapat menjadi salah satu penyebab perceraian.
ADVERTISEMENT
Kemungkinan tersebut lebih tinggi pada pria yang bekerja di lingkungan yang lebih banyak pekerja perempuan. Pria yang bekerja di lingkungan yang didominasi perempuan memiliki kemungkinan bercerai sekitar 15 persen lebih besar.
Sebaliknya, pada perempuan yang bekerja di lingkungan yang didominasi rekan kerja pria, angka kemungkinannya lebih kecil yaitu 10 persen.
Para ilmuwan mendapatkan hasil ini dengan meneliti data perkawinan dan perceraian di Denmark pada pasangan heteroseksual selama lebih dari 20 tahun.
Data ini memberikan gambaran mengenai faktor-faktor individual yang mungkin menyebabkan perceraian, seperti pendidikan, lama pernikahan, dan anak-anak.
"Temuan paling penting dari studi ini, setelah dikontrol untuk faktor lain, adalah bahwa tampaknya ada hubungan antara rasio jenis kelamin di tempat kerja Anda dengan perceraian," kata penulis studi Dr Caroline Uggla dari Stockholm University seperti dikutip IFLScience.
Teman kantor (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Teman kantor (Foto: Thinkstock)
Penemuan menarik lainnya terkait riset penyebab perceraian adalah tingkat pendidikan dan pekerjaan.
ADVERTISEMENT
"Pria yang berpendidikan tinggi dan bekerja di sektor yang didominasi perempuan lebih cenderung bercerai daripada pria yang memiliki pendidikan rendah dan bekerja di sektor yang didominasi perempuan," jelas Dr Uggla.
"Perempuan yang berpendidikan rendah yang bekerja dengan banyak pria lebih cenderung bercerai, tetapi pola tersebut tidak berlaku pada perempuan yang berpendidikan tinggi. ”
Para peneliti mencatat bahwa studi bisa diperluas dengan menggabungkan faktor-faktor lain yang tidak dapat mereka selidiki. Misalnya, tipe kepribadian mungkin memainkan peran dalam perbedaan tingkat perceraian tersebut.
Tren ini juga masih mungkin berubah seiring dengan berubahnya masyarakat dan perubahan pada sektor pekerjaan.