Ketika Astronaut Muslim Tidak Wajib Puasa Ramadhan di Luar Angkasa

17 Mei 2018 13:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Astronaut di Luar Angkasa (Foto: NASA)
zoom-in-whitePerbesar
Astronaut di Luar Angkasa (Foto: NASA)
ADVERTISEMENT
Rabu, 10 Oktober 2007, adalah hari membanggakan bagi publik Malaysia, dan khususnya Sheikh Muszaphar Shukor. Pada hari itu dirinya menjadi orang Malaysia pertama yang pergi ke luar angkasa.
ADVERTISEMENT
Shukor menghabiskan waktu 12 hari di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Uniknya tanggal penerbangannya kala itu, bertepatan dengan bulan suci Ramadhan, yang di mana Shukor, sebagai seorang Muslim, diwajibkan untuk berpuasa. Bahkan, Shukor sendiri mengatakan bahwa dirinya ingin berpuasa di luar angkasa.
"Saya memang seorang Muslim, tapi prioritas utama saya lebih pada melakukan eksperimen," ujarnya di pusat pelatihan kosmonot di Moskow, Rusia, dikutip dari Space, pada tahun 2007.
"Tapi sebagai Muslim, saya juga berharap dapat melakukan kewajiban saya, saya berharap untuk bisa berpuasa di luar angkasa," lanjutnya.
Sheikh Muszaphar Shukor di ISS. (Foto: Universiti Kebanggan Malaysia (UKM))
zoom-in-whitePerbesar
Sheikh Muszaphar Shukor di ISS. (Foto: Universiti Kebanggan Malaysia (UKM))
Meski demikian, ternyata Shukor tidak diwajibkan untuk berpuasa selama melaksanakan tugasnya di luar angkasa. Menteri Sains, Teknologi, dan Inovasi Malaysia saat itu, Jamaluddin Jarjis, mengatakan Shukor diperbolehkan untuk tidak puasa.
ADVERTISEMENT
"Ketika Anda sedang berpergian tidak ada kewajiban untuk berpuasa," kata Jarjis.
Selain itu, Jarjis mengatakan bahwa Shukor juga tidak harus salat lima waktu seperti di Bumi, ia diharapkan untuk salat hanya tiga kali saja dalam sehari.
Hal ini dilakukan mengingat sulitnya untuk bisa salat di ISS yang mengitari Bumi 16 kali dalam satu hari.
Keputusan tersebut dikeluarkan setelah Islamic National Fatwa Council atau Dewan Fatwa Islam Malaysia mengeluarkan suatu pedoman yang mengatur bagaimana astronaut Muslim melakukan kewajibannya di luar angkasa.
Pedoman tersebut dikeluarkan dalam buku berjudul "Muslim Obligations in the International Space Station".
Beberapa aturan fatwa yang dikeluarkan adalah astronaut tidak diharuskan untuk bersujud saat salat, karena di keadaan tanpa gravitasi hal tersebut sangat sulit dilakukan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, astronaut Muslim juga tidak diharuskan untuk wudu dengan air seperti biasa, melainkan cukup menggunakan handuk basah saja. Hal ini dikarenakan air merupakan salah satu sumber daya penting yang terbatas di ISS.