news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Ketika Sampah Luar Angkasa Membuat Retak Jendela ISS

19 Februari 2018 16:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
International Space Station (ISS) (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
International Space Station (ISS) (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Meski terdengar seperti cerita di dalam film, ternyata kejadian retaknya salah satu jendela kaca di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) akibat ditabrak oleh sampah luar angkasa benar-benar terjadi. Meski tidak separah seperti yang dibayangkan dalam film.
ADVERTISEMENT
Peristiwa menyeramkan ini pernah terjadi pada 2016, tepatnya pada 12 Mei 2016 setelah Tim Peake, astronaut asal Inggris, mengunggah sebuah foto retaknya salah satu jendela ISS.
"Saya sering ditanya apakah ISS sering ditabrak oleh sampah luar angkasa. Ya inilah, salah satu retakan di jendela Cupola (modul jendela di ISS), untung tebalnya empat kali lipat," tulis Peake dalam akun Twitter-nya.
ESA (Badan Antariksa Eropa) dan NASA meyakini bahwa kerusakan tersebut terjadi akibat sebuah sampah kecil berukuran tak lebih dari milimeter, menabrak jendela tersebut dalam kecepatan tinggi.
"Sebuah objek dengan ukuran satu sentimeter dapat merusak instrumen atau sistem penerbangan di satelit. Segala sesuatu di atas satu sentimeter dapat menembus lapisan pelindung ISS, dan suatu benda lebih besar dari 10 sentimeter dapat menghancurkan satelit atau pesawat luar angkasa," tulis ESA dalam sebuah pernyataan, dilansir Popular Science.
ADVERTISEMENT
Alasan di balik kemampuan objek kecil tersebut dapat memberikan kerusakan itu adalah kecepatan.
Sampah luar angkasa, yang biasanya terbuat dari sisa-sisa satelit, dapat bergerak dalam kecepatan kira-kira 28 ribu kilometer per jam.
Stasiun luar angkasa (ISS). (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Stasiun luar angkasa (ISS). (Foto: Pixabay)
NASA mengestimasi ada sekitar 500 ribu potongan sampah luar angkasa berukuran lebih besar dari kelereng di orbit Bumi dan ada jutaan lainnya yang berukuran kecil.
Menyadari risiko yang ada, banyak peneliti di Bumi yang berusaha memberikan solusi atas masalah luar angkasa yang semakin mengancam seperti menggunakan laser atau menggunakan jaring.