news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kisah Horor di AS, Perempuan Dioperasi Caesar Tanpa Dibius

6 Agustus 2018 17:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Operasi Caesar. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Operasi Caesar. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Tri-City Medical Center di AS dituntut oleh sepasang suami istri setelah diduga melakukan operasi caesar pada sang istri tanpa menggunakan anestesi atau pembiusan yang sesuai. Dilaporkan oleh IFL Science, sekarang gugatan ini telah diajukan ke Pengadilan Tinggi San Diego California.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan yang diajukan, Delphina Mota (25), nama sang istri, mengalami rasa sakit luar biasa yang tak seharusnya terjadi hingga akhirnya pingsan saat Dr Sandra Lopez dan tim bedah melakukan operasi caesar darurat terhadapnya pada 16 November 2017. Operasi dilakukan karena hilangnya detak jantung janin yang dikandung Mota.
Dalam gugatan dijelaskan bahwa Dr David Seif selaku ahli anestesi di rumah sakit itu tidak memberikan respons jawaban saat dihubungi oleh Lopez. Hal ini membuat Lopez kemudian melakukan prosedur operasi caesar tanpa memberikan obat penghilang rasa sakit.
"Saat operasi, sebelum kedatangan David Seif dan staf lainnya, Delphina Mota berteriak dan menangis karena ia bisa merasakan apa yang sedang terjadi. Ia juga meminta pertolongan dan memohon agar para tertuduh berhenti memotong serta menyakiti dirinya," ujar pengacara Norman Finkelstein dalam pernyataan resminya.
ADVERTISEMENT
Dokumen tersebut tidak menjelaskan jumlah kompensasi yang dituntut oleh Mota dan pasangannya, Paul Iheanachor. Namun menurut laporan Los Angeles Times, pasangan tersebut menuntut 5,75 juta dolar AS atau sekitar Rp 83 miliar. Sementara itu dilaporkan juga bahwa anak mereka, Cali, sekarang sudah berusia delapan bulan dan dalam keadaan sehat.
Kronologi kejadian
Kisah horor ini dimulai pada 15 November 2017, ketika Mota dirujuk ke rumah sakit untuk melakukan persalinan. Saat itu usia kehamilannya sudah mencapai 41 minggu.
Setelah berkonsultasi dengan Lopez, Mota dan Ihenachor setuju untuk melahirkan dengan menggunakan prosedur Pitcoin. Pitcoin sendiri adalah salah satu prosedur induksi yang menyuntikkan hormon oksitosin buatan ke tubuh melalui infus untuk membuat uterus berkontraksi. Selain itu, Mota juga meminta penggunaan epidural, obat bius yang digunakan dalam persalinan, untuk meringankan rasa sakit menghadapi persalinan melalui vagina.
Ilustrasi melahirkan bayi. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi melahirkan bayi. (Foto: Thinkstock)
Menurut pernyataan Finkelstein, Seif telah memberikan epidural pada pukul 23.06 waktu setempat dan pada pukul 23.20 prosedur Pitcoin dimulai. Namun satu jam kemudian Mota, yang menderita diabetes gestasional, mengalami penurunan tekanan darah.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut membuat prosedur Pitcoin dihentikan sementara. Lalu pada pukul 05.20 keesokan harinya, Lopez yang khawatir karena tidak adanya detak jantung janin Mota di monitor, akhirnya memutuskan untuk melakukan operasi caesar darurat.
Selama 10 menit staf berusaha memanggil ahli anestesi untuk memeriksa keadaan Mota. Namun meski tidak ada ahli anestesi yang datang, Mota tetap dibawa ke ruang operasi dan Lopez langsung memulai prosedur operasi caesar.
Pernyataan Finkelstein diperkuat oleh laporan operasi Lopez yang menulis: "Karena tidak ada ahli anestesi di ruang operasi saya tetap melanjutkan untuk melakukan sayatan kulit Pfannenstiel dengan pisau dan melewati kulit hingga ke lapisan fasia."
Ilustrasi melahirkan caesar (Foto: Thinstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi melahirkan caesar (Foto: Thinstock)
Berdasarkan laporan sebelumnya, Mota memang telah diberikan epidural. Namun epidural hanya membuat Mota mati rasa dari pinggang ke bawah dan tidak memiliki efek apa-apa pada tempat operasi caesar.
ADVERTISEMENT
Mota juga dilaporkan bisa mengingat Lopez berteriak kepada para stafnya untuk memanggil ahli anestesi, sebelum kemudian hilang kesadaran saat dipotong.
"Saya mengerti mengapa mereka melakukan itu," kata Mota, merujuk pada usaha para dokter untuk menyelamatkan bayinya dengan operasi caesar darurat. "Tapi ini adalah rumah sakit. Harusnya ada sebuah persiapan yang telah dilakukan," imbuhnya.