news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kisah Pria yang Jadikan Lintah Parasit ‘Raksasa’ sebagai Peliharaan

24 Juli 2019 7:05 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ariane Khomjani dan empat lintah pengisap darah peliharaannya. Foto: Ariane Khomjani via Instagram.
zoom-in-whitePerbesar
Ariane Khomjani dan empat lintah pengisap darah peliharaannya. Foto: Ariane Khomjani via Instagram.
ADVERTISEMENT
Mendengar lintah parasit menjadi hewan peliharaan bisa membuat banyak orang mengernyitkan dahi. Namun itulah yang dilakukan oleh seorang pria asal California, Amerika Serikat, bernama Ariane Khomjani.
ADVERTISEMENT
Pria berusia 22 tahun yang bekerja sebagai ahli terapi itu memelihara lintah pengisap darah. Khomjani juga membiarkan lintah peliharaannya untuk mengisap darahnya.
"Mereka adalah makhluk luar biasa yang bisa tumbuh besar dengan cepat dan merupakan peliharaan yang menakjubkan," ujar Khomjani kepada Science Alert.
Menurut Khomjani, setiap lintah peliharaannya memiliki kepribadian unik. Ia mengatakan ada lintahnya yang punya sifat malu-malu dan ada juga yang punya sifat berani serta penasaran.
"Ada beberapa yang suka mengisap darah lebih banyak dari yang lain. Tapi, begitu mereka kenyang mereka akan diam jika ditangani dengan benar," jelas Khomjani.
Khomjani memelihara empat lintah pengisap darah. Jenis lintah yang ia pelihara adalah Hirudinaria manillensis atau lintah kerbau. Itu merupakan salah satu jenis lintah berukuran "raksasa".
ADVERTISEMENT
Ada lebih dari 600 spesies lintah di seluruh dunia. Kebanyakan dari mereka hidup dengan mengisap darah. Sisanya, seperti lintah cacing atau Pharyngobdellida, menelan bulat-bulat mangsanya. Ada juga yang memakan sisa-sisa organik di tanah.
Saat ingin mengisap darah, mereka bisa mencari mangsanya dengan mendeteksi panas tubuh dan karbon dioksida yang dikeluarkan sistem pernapasan manusia atau hewan. Untuk bergerak ke arah mangsanya itu, si lintah menggunakan pengisap di mulut dan anusnya.
Ketika sudah berada di tubuh mangsanya, lintah akan menyuntikkan air liurnya yang mengandung senyawa bius dan pencegah pembekuan darah. Setelahnya, lintah akan menggigit mangsanya untuk mengisap darah.
"Begitu mereka mulai makan, Anda tidak akan merasakan apa-apa, meski yang mengisap adalah lintah kerbau," ujar Khomjani.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Khomjani mengaku gigitan awal bisa terasa agak menyakitkan. Untungnya, lintah-lintah ini tidak perlu diberi makan setiap hari. Mereka bisa bertahan hingga setahun tanpa asupan darah. Akan tetapi Khomjani menyarankan untuk memberi makan spesies lintah dengan ukuran besar setiap tiga atau enam bulan sekali.
Bagaimanapun, sebaiknya orang-orang berkonsultasi dengan dokter sebelum membiarkan lintah peliharaannya mengisap darah mereka. Sebab, ada orang yang alergi terhadap air liur lintah dan selalu ada risiko infeksi suatu penyakit dari si lintah.
Khomjani mengatakan bahwa kebanyakan luka akibat lintah bisa sembuh tanpa bekas. Tapi, terkadang perlu waktu beberapa hari sebelum luka bekas isapan lintah berhenti mengeluarkan darah.
Lintah dan manusia
Lintah sendiri punya sejarah panjang dengan manusia. Bahkan, dari dulu sampai sekarang, dunia medis masih menggunakan lintah untuk membantu pengobatan.
ADVERTISEMENT
"Lintah telah berabad-abad berhubungan dengan kebudayaan manusia, terutama di Eropa," kata Mackenzie Kwak, ahli parasit dari National University of Singapore.
Bahkan, hal itu menyebabkan menurunnya populasi lintah medis atau Hirudo medicinalis di Eropa dan Asia. Spesies itu sekarang masuk dalam daftar hewan yang dilindungi.
Hirudo medicinalis. Foto: GlebK via wikimedia commons.
Sekarang saja, ada beberapa rumah sakit yang masih menggunakan lintah untuk pengobatan. Seorang suster dari Australia bernama Julie Smolders menjelaskan bahwa lintah digunakan untuk pasien pasca-operasi yang menjalani prosedur penempelan otot atau operasi flap.
"Lintah diletakkan di lokasi operasi dan akan mengisap darah yang tersumbat. Ini akan membantu memperlancar aliran darah di sana," ujar Smolders.
Sementara itu Kwak menambahkan bahwa memelihara lintah bisa menjadi cara unik untuk mempelajari parasit. Menurutnya, memelihara lintah bisa membuat kita menghargai dan mengagumi betapa luar biasanya alam.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, kebanyakan orang akan merasa takut atau jijik saat mendengar cerita lintah menjadi hewan peliharaan. Tapi, Khomjani tak ambil pusing soal itu. Ia menganggap reaksi orang-orang saat mendengar soal peliharaannya bisa menjadi penghibur dirinya dan lintah-lintah peliharaannya.