Kisah Suram di Balik Kematian 60 Mumi yang Dimakamkan Bersama

8 April 2019 10:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sepasang kaki mumi ditemukan di antara mayat-mayat yang ditumpuk di Makam Prajurit di Deir el Bahari, Mesir. Foto: Patrick Acum
zoom-in-whitePerbesar
Sepasang kaki mumi ditemukan di antara mayat-mayat yang ditumpuk di Makam Prajurit di Deir el Bahari, Mesir. Foto: Patrick Acum
ADVERTISEMENT
Lebih dari 4.000 tahun yang lalu di Mesir, puluhan orang meninggal dengan luka mengerikan. Mereka dimumikan dan dimakamkan bersama di dekat Tebing Luxor. Ada satu hal menarik, sekaligus suram, dari kisah tersebut. Pemakaman massal semacam ini sangat jarang muncul di Mesir kuno, juga puluhan mumi dalam kuburan yang sama. Dari situ muncul pertanyaan besar atas latar belakang kejadian tersebut.
ADVERTISEMENT
Jawabannya berhasil ditemukan baru-baru ini, setelah para arkeolog mengunjungi makam prajurit misterius di Deir el Bahari.
Usai menganalisis bukti dari makam ini dan dari situs-situs lainnya di Mesir, mereka menyatukan kisah-kisah tentang periode yang menyedihkan. Sebuah babak berdarah dalam sejarah Mesir di pengujung eksistensi Kerajaan Lama, sekitar tahun 2150 SM.
Penemuan kisah lengkap di balik kuburan massal mumi tersebut disajikan dalam film dokumenter berjudul "Secrets of the Dead: Egypt's Darkest Hour". Menggambarkan kesuraman kondisi kerusuhan sipil yang memicu pertempuran berdarah antara gubernur regional sekitar 4.200 tahun yang lalu.
Ilustrasi mumi. Foto: REUTERS/Abdallah Dalsh
Salah satu dari pertempuran kecil itulah yang telah mengakhiri nyawa 60 pria yang tubuhnya dimumikan dalam pemakaman massal.
Arkeolog Salima Ikram, seorang profesor Egyptology di American University di Kairo, menyelidiki mumi-mumi tersebut bersama kru video dan foto pada akhir September 2018. Penelitian ini didukung Kementerian Purbakala Mesir dan bantuan para ahli lokal, termasuk Davina Bristow seorang produser dan sutradara dokumenter.
ADVERTISEMENT
Ikram bilang semua mumi itu adalah laki-laki. Dilansir dari Live Science, banyak tubuh prajurit misterius ini yang memiliki tanda-tanda tubuh yang rusak, dengan tengkorak yang patah akibat tusukan senjata dan panah tertanam pada anggota tubuh.
Ilustrasi mumi. Foto: REUTERS/Abdallah Dalsh
Salah satu mumi diketahui mengenakan sarung tangan pelindung di lengannya, seperti yang dikenakan oleh pemanah kala itu, dan menurut Ikram hal ini memantapkan identitas pria-pria itu adalah prajurit.
"Orang-orang ini telah mati berdarah, kematian yang menakutkan," kata Ikram.
Dari bukti yang dikumpulkan ditempat lain di Mesir, 60 mumi ini menunjukkan mereka mati selama periode pergolakan sosial yang ekstrem.
Runtuhnya Kerajaan Lama
Beberapa petunjuk itu berada di makam Firaun Pepi II. Ketika pengaruh Pepi II berkurang menjelang akhir kekuasaannya, kontrol gubernur lokal menjadi semakin kuat terhadap rakyat. Kamar pemakaman gubernur menjadi lebih besar dan lebih mewah, dengan salah satu makam gubernur (di nekropolis Qubbet el Hawaberisi) berupa prasasti yang mengisyaratkan telah munculnya konflik di antara faksi-faksi politik.
ADVERTISEMENT
Prasasti itu menggambarkan gangguan sosial, perang saudara, dan kurangnya kontrol oleh pemerintahan tunggal.
Tulisan hieroglif di piramida Firaun Pepi II. Foto: Patrick Acum
Selain rapuh dalam birokrasi, kelaparan yang disebabkan oleh kekeringan pun mempercepat keruntuhan sosial di akhir era Pepi II.
"Negara selatan sedang sekarat karena kelaparan sehingga setiap orang memakan anak-anaknya sendiri. Seluruh negara telah menjadi seperti belalang kelaparan," tutur ahli sejarah Mesir Antonio Morales, dari Universitas Alcala di Madrid, Spanyol, ketika menjelaskan isi dalam prasasti di makam gubernur.
Kelaparan dan keresahan massa akhirnya menjadi dasar bagi pertempuran sengit yang menyebabkan terbunuhnya 60 prajurit di ruang tanah. Mereka Kemudian dimumikan dalam makam yang sama.