Kondisi Medis Langka, Kemaluan Seorang Ibu Mengeluarkan Susu

13 Juni 2019 15:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi memompa ASI perah. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi memompa ASI perah. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Setelah melahirkan, tubuh seorang ibu bisa mengalami perubahan-perubahan aneh. Tapi, perubahan yang dialami seorang ibu di Austria ini bisa dibilang sangat aneh.
ADVERTISEMENT
Ia mengalami suatu kondisi medis langka yang membuatnya mengeluarkan susu dari vulva, bagian luar kemaluannya. Kejadian ini telah dilaporkan para dokter dalam paparan studi kasus yang terbit di jurnal Obstetrics & Gynecology.
Kisah kondisi medis langka ini bermula ketika perempuan berusia 29 tahun yang namanya dirahasiakan itu baru saja melahirkan anak keduanya. Ia tiba-tiba merasakan rasa sakit yang menyengat di sebelah kanan vulvanya.
Para dokter menemukan bahwa vulvanya membengkak. Karena lokasi bengkak dekat dengan lokasi jahitan, para dokter awalnya menduga ibu ini mengalami abses.
Menurut pengakuan si perempuan, empat hari setelah melahirkan ia mengalami pembengkakan pada kedua sisi vulvanya. Ia juga melihat adanya cairan putih susu di area itu. Perempuan itu menambahkan bahwa ia mengalami pembengkakan serupa setelah kehamilan pertamanya.
ADVERTISEMENT
Mengetahui hal itu, para dokter memberi dugaan lain. Para dokter mengatakan bahwa perempuan itu memiliki jaringan payudara ektopik atau jaringan payudara di luar dada. Menurut para dokter, jaringan itu mengalami laktasi.
Dugaan para dokter ini dikonfirmasi oleh hasil pemeriksaan ultrasound terhadap area kemaluan perempuan itu. Mereka melihat bahwa jaringan di sana berlaktasi laiknya jaringan payudara. Bedanya, jaringan tersebut berada di vulva.
Rajutan berbentuk vulva yang dihadirkan oleh Vagina Museum dalam aksi penggalangan dana Foto: Instagram/Vagina Museum
Menurut laporan, pembengkakan dan rasa sakit pada vulva bagian kanan si ibu terjadi karena jahitan menutupi saluran keluar susu. Begitu jahitan diangkat, rasa sakit yang dialami si ibu mulai menghilang.
Richard Mayer, ahli dari Department of Gynecology, Obstetrics and Gynecologic Endocrinology di Kepler University Hospital, Austria, menjelaskan kepada Live Science bahwa ini adalah kasus yang sangat langka. Mayer yang menangani kasus unik ini mengatakan bahwa ini adalah pertama kalinya ia melihat kasus semacam ini.
ADVERTISEMENT
Para dokter menulis bahwa hanya sekitar satu sampai lima persen bayi perempuan yang terlahir dengan jaringan payudara ektopik. Tapi, sangat langka untuk menemukan jaringan payudara ini berada di vulva.
Biasanya, jaringan payudara ektopik muncul di daerah ketiak. Dalam beberapa kasus, ada perempuan yang memiliki jaringan payudara tambahan, lengkap dengan puting dan areola. Tapi, ada juga yang memiliki jaringan ekstra ini tanpa ada puting dan areola.
Ilustrasi payudara. Foto: Shutterstock
Mayer mengatakan kondisi perempuan yang punya jaringan payudara ektopik tanpa puting dan areola bisa diketahui saat dia hamil. Dalam kasus lainnya, keberadaan jaringan ini bisa diketahui ketika ia berubah menjadi jaringan kanker.
Tidak ada suatu penanganan khusus bagi mereka yang memiliki jaringan tambahan ini. Tapi, menurut laporan di American Journal of Roentgenology, jaringan ini bisa diangkat jika mengganggu atau menyebabkan rasa tidak nyaman.
ADVERTISEMENT
Dalam kasus ini, dalam kurun waktu dua minggu setelah menjalani perawatan, rasa sakit, pembengkakan, dan keluarnya susu di jaringan ektopik si ibu berangsur berkurang dan kondisinya semakin membaik. Ia juga bisa menyusui anaknya dengan normal.
Tim dokter mengatakan jaringan payudara ektopik si ibu bisa menjadi kanker. Oleh karena itu, mereka menyarankan agar jaringan tersebut sebaiknya diangkat dan dibuang.