Konsumsi Bakteri Baik Tak Begitu Berguna dan Bisa Berbahaya bagi Tubuh

16 September 2018 11:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi minum minuman probiotik (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi minum minuman probiotik (Foto: Shutterstock)
ADVERTISEMENT
Menurut hasil sebuah riset terbaru, konsumsi probiotik atau ‘bakteri baik’ tiap hari ternyata tidak begitu bermanfaat bagi tubuh kita. Dalam riset ini ditemukan bahwa probiotik malah bisa membahayakan kesehatan tubuh mereka yang meminumnya.
ADVERTISEMENT
Biasanya orang meminum probiotik untuk meningkatkan mikrobioma, kumpulan bakteri, virus, dan sel eukariotik, yang mendiami serta berinteraksi dengan tubuh manusia atau mengembalikan ekosistem perut setelah penggunaan antibiotik.
Untuk menguji apakah memang probiotik memang memiliki manfaat demikian, Eran Elinav, ahli imunologi dari Weizmann Institute of Science, dan para koleganya kemudian mengadakan riset ini.
Dalam riset ini Elinav dan kolega menggunakan endoskopi dan kolonoskopi untuk secara langsung mempelajari mikrobioma dari orang sehat. Hal ini dilakukan untuk bisa melihat langsung apakah benar probiotik bermanfaat bagi mikrobioma di tubuh.
Ilustrasi minum minuman probiotik (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi minum minuman probiotik (Foto: Shutterstock)
Ternyata ditemukan bahwa meski probiotik bisa membuat koloni di saluran pencernaan sebagian orang, mikrobioma milik sebagian orang lainnya malah membuang probiotik tersebut. Dijelaskan, tidak ada cara untuk bisa mengetahui termasuk kategori manakah kita, apakah orang yang di perutnya terbentuk koloni mikrobioma setelah minum probiotik atau malah membuang probiotik itu sendiri..
ADVERTISEMENT
"Menjadikan sampel feses sebagai indikator atas apa yang terjadi di dalam perut tidak akurat dan salah," ujar Elinav dikutip dari New Scientist.
"Beberapa orang bisa menerima probiotik dalam perutnya, sementara pada beberapa orang lainnya, probiotik hanya sekadar lewat saja," kata dia.
Jadi pola kolonisasi probiotik sangat bergantung pada masing-masing individu. Elinav menjelaskan bahwa konsep di mana setiap orang bisa mendapat manfaat dari probiotik yang ada di supermarket secara empiris dianggap salah.
Ilustrasi probiotik (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi probiotik (Foto: Shutterstock)
Masalah
Pada riset lanjutan, para peneliti mempelajari apa yang terjadi pada mikrobioma orang-orang yang meminum probiotik dengan harapan bisa mengembalikan mikrobiomanya setelah penggunaan antibiotik.
Dalam riset ini, 21 peserta diberikan antibiotik yang sama dan kemudian dibagi dalam tiga kelompok berbeda. Kelompok pertama dibiarkan untuk bisa mengembalikan mikrobiomanya sendiri, kelompok kedua diberikan probiotik untuk membantu mengembalikan mikrobiomanya, sementara kelompok ketiga diberikan dosis mikrobiomanya sendiri melalui transplantasi mikrobiota.
ADVERTISEMENT
Ditemukan pada kelompok kedua, bakteri probiotik dengan cepat mengkolonisasi perut peserta setelah antibiotik pergi. Namun para peneliti menemukan bahwa hal ini mencegah kembalinya mikrobioma asli peserta hingga enam bulan.
"Probiotik dengan kuat dan gigih mencegah kembalinya mikrobioma asli di perut kembali ke situasi normalnya," kata Elinav.
"Hal ini sangat mengejutkan dan menggelisahkan bagi kami. Efek merugikan ini belum pernah dijelaskan sama sekali," tambah dia.
Ilustrasi minum minuman probiotik (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi minum minuman probiotik (Foto: Shutterstock)
Sementara itu pada kelompok ketiga yang diberikan dosis mikrobiomanya sendiri melalui transplantasi mikrobiota malah menunjukkan kembalinya mikrobioma normal mereka dalam waktu hitungan hari.
Meski dalam risetnya peneliti tidak menghitung dampak klinis dari gangguan mikrobioma, ada riset lain yang menemukan adanya hubungan antara gangguan pada mikroba perut dengan obesitas, alergi, dan peradangan.
ADVERTISEMENT
"Berpotensi membahayakan," kata Elinav menyimpulkan.
Jadi menurut hasil riset ini, probiotik tidak benar-benar memiliki reputasi "aman" dan efektif dan justru bisa berbahaya bagi tubuh. Jikapun ingin mengonsumsinya, formulanya harus disesuaikan dengan kondisi tubuh masing-masing orang yang meminumnya.