Konsumsi Obat Penghilang Rasa Sakit Dapat Pengaruhi Emosi dan Perasaan

8 Februari 2018 15:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Minum ibuprofen untuk kurangi mabuk (Foto: ThinkStock)
zoom-in-whitePerbesar
Minum ibuprofen untuk kurangi mabuk (Foto: ThinkStock)
ADVERTISEMENT
Apakah kamu termasuk orang yang mengkonsumi obat penghilang rasa sakit (painkiller) setiap kali merasakan sakit?
ADVERTISEMENT
Obat penghilang rasa sakit seperti ibuprofen atau paracetamol banyak digunakan untuk mengurangi rasa sakit, baik itu sakit kepala, sakit gigi, atau kram perut. Obat-obatan ini banyak dijual bebas dan dianggap tidak berbahaya.
Namun, studi yang dilakukan oleh University of California di Amerika Seikat menunjukkan bahwa obat-obatan ini dapat mempengaruhi cara berpikir dan emosi terhadap informasi yang sensitif, perasaan sakit, dan reaksi terhadap hal yang memprovokasi emosi.
Ilustrasi Ibuprofen. (Foto: Vnukko via Pixabay (CC0 Creative Commons))
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Ibuprofen. (Foto: Vnukko via Pixabay (CC0 Creative Commons))
Dilansir International Business Times, hasil studi ini telah dipublikasikan di jurnal Behavioural and Brain Sciences.
Sebuah percobaan yang dilakukan untuk studi ini menemukan bahwa para wanita yang menggunakan ibuprofen memiliki perasaan yang lebih tidak sensitif terhadap hal yang menyakiti perasaan dibandingkan para wanita yang tidak mengkonsumsinya.
ADVERTISEMENT
Namun, para pria yang mengkonsumsi ibuprofen justru dilaporkan memiliki perasaan yang lebih sensitif.
Ilustrasi stress pada pria. (Foto: Lukasbieri via Pixabay (CC0 Creative Commons))
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi stress pada pria. (Foto: Lukasbieri via Pixabay (CC0 Creative Commons))
Adapun untuk paracetamol, orang-orang yang mengkonsumsi obat ini terlihat kurang tertekan secara emosional ketika membaca kisah mengenai orang yang mengalami sakit secara fisik maupun emosi dibandingkan mereka yang tidak mengkonsumsinya.
Obat tersebut juga dapat mempengaruhi bagaimana otak memproses informasi. Peneliti menuliskan bahwa mereka mendapati peserta yang mengkonsumsi paracetamol lebih sering membuat kesalahan ketika memainkan sebuah permainan dan ketika mereka diminta untuk melakukan sesuatu.
Bahkan perasaan mereka juga jadi lebih tidak peka terhadap gambar-gambar yang menunjukkan sesuatu yang menyenangkan ataupun menyedihkan.
Hal menarik lainnya yang ditemukan adalah, para peserta yang mengkonsumi obat penghilang rasa sakit merasa lebih tidak nyaman ketika kehilangan benda miliknya itu.
ADVERTISEMENT
“Intinya, penemuan ini adalah peringatan,” kata Dr. kyle Ratner, penulis studi ini. “Pengguna obat penghilang rasa sakit mengatakan tidak apa-apa mengkonsumsi obat ini karena bisa meredakan sakit, tapi mereka tidak mengantisipasi efek psikologisnya.”