Kurang Vitamin D pada Lansia Tingkatkan Risiko Depresi

21 Desember 2018 10:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi suplemen vitamin D. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi suplemen vitamin D. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Kekurangan vitamin D pada lansia dapat meningkatkan risiko depresi hingga 75 persen. Pernyataan ini disampaikan dalam studi terbaru yang dipublikasikan di Journal of Post-Acute and Long-Term Care Medicine.
ADVERTISEMENT
Studi tersebut melibatkan 3.965 lansia berusia di atas 50 tahun yang ikut serta dalam studi bernama The Irish Longitudinal Study on Ageing (TILDA). Peneliti melakukan pengecekan terhadap kondisi para peserta studi setelah dua dan empat tahun.
Setelah empat tahun, 400 orang peserta dinyatakan menderita depresi. Peserta studi yang kekurangan vitamin D memiliki risiko terkena depresi 75 persent lebih tinggi. Kesimpulan tersebut sudah memperhitungkan faktor lain, seperti gejala depresi, penyakit kronis, tingkat aktivitas fisik, dan penyakit kardiovaskular.
"Ini adalah penelitian terbesar dan paling komprehensif mengenai hubungan antara risiko depresi dan vitamin D pada lansia yang pernah dilakukan di Irlandia," kata salah satu peneliti studi, Robert Briggs dari Trinity College Dublin di Irlandia dilansir Science Alert.
Ilustrasi wanita depresi. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi wanita depresi. (Foto: Thinkstock)
Vitamin D sendiri tidak sulit untuk ditemukan. Ada banyak makanan yang mengandung vitamin D, yaitu ikan berlemak seperti tuna, makarel, dan salmon, produk susu, jus jeruk, susu kedelai, hati sapi, keju, dan kuning telur.
ADVERTISEMENT
Vitamin D memang dikenal sebagai nutrisi yang baik untuk melindungi kesehatan tulang, gigi, dan otot. Mengaitkan vitamin D dengan kesehatan mental adalah sesuatu yang cenderung baru, dan studi ini punya bukti untuk meyakinkan hal tersebut.
Para peneliti berpikir vitamin D mungkin bisa melindungi otak terhadap beberapa keausan yang terkait dengan penuaan. Namun hal ini diakui perlu dipelajari lebih dalam.
Studi lebih lanjut juga diperlukan untuk mengetahui jawaban apakah suplemen vitamin D yang diberikan secara teratur bisa mencegah atau tidak risiko depresi.
"Mengingat vitamin D aman dalam asupan yang direkomendasikan dan relatif murah, studi ini menambah bukti yang berkembang tentang manfaat vitamin D untuk kesehatan," kata salah satu peneliti yang terlibat dalam studi ini, Eamon Laird dari Trinity College Dublin.
ADVERTISEMENT