LAPAN Ajak Masyarakat Indonesia Saksikan Gerhana Bulan Langka

25 Januari 2018 17:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi gerhana bulan (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gerhana bulan (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mengajak masyarakat Indonesia untuk menyaksikan gerhana Bulan total akan berlangsung pada 31 Januari 2018. Peristiwa ini cukup langka karena gerhana ini terjadi saat Bulan berada dalam konfigurasi supermoon dan blue moon.
ADVERTISEMENT
Supermoon adalah fenomena yang terjadi saat purnama Bulan berada dalam jarak terdekatnya dengan Bumi sehingga ukuran Bulan ini menjadi 14 persen lebih besar dan 30 persen lebih terang daripada biasanya.
Orbit Bulan mengelilingi Bumi berbentuk elips sehingga jarak Bumi dengan Bulan selalu berubah, dan saat Bulan berada di titik terdekat (perigee) dengan Bumi bertepatan dengan Bulan purnama terjadilah supermoon.
Adapun blue moon adalah Bulan purnama yang terjadi dua kali dalam satu bulan kalender. Sebelumnya Bulan purnama sudah pernah terjadi di awal bulan ini, yakni pada 2 Januari lalu.
Gerhana Bulan. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Gerhana Bulan. (Foto: Pixabay)
Sementara itu, gerhana Bulan terjadi saat Bumi menutupi Bulan sehingga Bulan tertutupi oleh bayangan Bumi. Dalam kondisi ini, sinar Matahari tidak dapat mencapai Bulan karena terhalangi oleh Bumi.
ADVERTISEMENT
Dalam kondisi langit yang normal tanpa ada banyak debu di bagian atas atmosfer, ketika terjadi gerhana Bulan total, Bulan akan tampak berwarna merah seperti darah. Oleh karena itu fenomena ini disebut juga blood moon atau Bulan merah darah.
Ketiga fenomena (blue moon, super moon, dan gerhana Bulan total) yang terjadi pada saat bersamaan ini adalah peristiwa yang cukup langka.
“Peristiwa ini terakhir kali diamati pada 31 Maret 1866 atau 152 tahun yang lalu,” kata LAPAN dalam pernyataan tertulis yang diterima kumparan (kumparan.com), Kamis (25/1). “Ayo, saksikan Bulan langka!” ajak LAPAN dalam pernyataan tersebut.
Kepala Lapan Thomas Djamaluddin (Foto: Joseph Pradipta/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Lapan Thomas Djamaluddin (Foto: Joseph Pradipta/kumparan)
Waktu Terbaik untuk Mengamati
Fenomena yang berlangsung pada tanggal 31 Januari 2018 nanti diawali dengan gerhana sebagian, diikuti dengan gerhana total, gerhana persial lagi, dan akhirnya Bulan sepenuhnya terlepas dari bayangan Bumi.
ADVERTISEMENT
Tidak seperti gerhana Matahari yang hanya bisa diamati di daerah yang sangat terbatas, gerhana Bulan ini bisa diamati dari sebagian besar permukaan Bumi, termasuk wilayah Indonesia. Namun, gerhana ini tidak akan terlihat dari sebagian besar Amerika Selatan dan Afrika.
Secara keseluruhan, proses gerhana ini akan berlangsung sekitar empat jam. Awal gerhana parsial dimulai pukul 18.48 WIB, sedangkan awal gerhana total dimulai pukul 19.52 WIB.
Yang perlu kamu catat, puncak gerhana akan berlangsung pada pukul 20.30 WIB.
Setelah itu, gerhana total akan berakhir pada pukul 21.08 WIB sehingga Bulan akan mengalami gerhana sebagian atau parsial kembali. Dan akhirnya, gerhana parsial akan berakhir pada pukul 22.11 WIB.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin mengatakan kepada kumparan, fenomena Bulan yang langka ini dapat diabadikan dengan mudah dengan menggunakan kamera ponsel maupun kamera DSLR.
Ayo kita saksikan dan abadikan!