LAPAN Beri Klarifikasi Isu Badai Matahari Akan Hantam Bumi Minggu Ini

11 April 2018 18:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi permukaan Matahari. (Foto: LoganArt via Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi permukaan Matahari. (Foto: LoganArt via Pixabay)
ADVERTISEMENT
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) baru saja memberikan klarifikasi mengenai isu yang menyebut bahwa minggu ini badai matahari akan menghantam Bumi.
ADVERTISEMENT
Melalui akun media sosialnya, LAPAN menuturkan yang sebenarnya akan terjadi bukanlah badai matahari, melainkan badai geomagnetik yang dapat menyuguhkan pemandangan indah warna-warni berupa aurora di Kutub Utara dan Kutub Selatan. Badai geomagnetik secara umum disebut juga sebagai badai antariksa.
Adapun aurora yang terjadi akibat badai geomagnetik adalah fenomena alam yang menyerupai pancaran cahaya yang menyala-nyala pada lapisan ionosfer suatu planet, dalam hal ini Bumi. Fenomena ini terjadi akibat adanya interaksi antara medan magnetik Bumi dengan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh Matahari.
Klarifikasi LAPAN di Twitter. (Foto: LAPAN via Twitter)
zoom-in-whitePerbesar
Klarifikasi LAPAN di Twitter. (Foto: LAPAN via Twitter)
Peneliti astronomi dan astrofisika LAPAN, Tiar Dani, menjelasakan bahwa aktivitas Matahari tahun ini tidaklah begitu ramai. "Tahun ini Matahari cukup tenang. Tidak ada flare (lidah api di Matahari penyebab badai antariksa) dan juga CME (lontaran massa korona) yang besar," ujar Tiar saat dihubungi kumparanSAINS, Rabu (11/4).
ADVERTISEMENT
Menurut keterangannya, sekarang ini Bumi sedang berada dalam siklus ke-24 dalam siklus 11 tahunan Matahari. Ia mengatakan, kondisi Matahari di siklus sekarang ini cukup tenang dan aktivitasnya tidaklah setinggi di siklus sebelumnya.
Beda Badai Geomagnetik dan Badai Matahari
Karena kondisi Matahari cukup tenang, maka akan muncul lubang-lubang korona di bintang induk tata surya kita itu. Hal itulah yang kemudian menyebabkan terjadinya badai geomagnetik di Bumi.
"Jadi lewat lubang korona itu, partikel dari Matahari akan keluar ke ruang antar planet. Nah partikel itu akan bergerak menuju Bumi dan kemudian bertabrakan dengan medan magnet Bumi," papar Tiar.
Lubang Baru di Atmosfer Matahari (Foto: NASA/GSFC/Solar Dynamics Observatory)
zoom-in-whitePerbesar
Lubang Baru di Atmosfer Matahari (Foto: NASA/GSFC/Solar Dynamics Observatory)
Jadi untuk mudahnya, badai geomagnetik adalah fenomena yang terjadi akibat adanya pelepasan partikel dari Matahari melalui lubang-lubang di korona Matahari yang kemudian partikel tersebut bertabrakan dengan medan magnet Bumi.
ADVERTISEMENT
Adapun penyebab badai matahari adalah munculnya lidah api di permukaan Matahari dan juga adanya CME.
Menghasilkan Aurora
Tiar juga menjelaskan bahwa aurora merupakan salah satu tanda terjadinya badai geomagnetik di magnetosfer Bumi.
"Jadi si partikel dari Matahari itu bertabrakan dengan magnetosfer Bumi dan masuk ke Bumi melalui kutub-kutub yang ada. Nah, waktu masuk kutub, partikel dengan energi tinggi itu akan berinteraksi dengan partikel yang ada, jadilah muncul warna-warni aurora," jelasnya.
Ilustrasi aurora (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi aurora (Foto: Pixabay)
Dampak Badai Geomagnetik
Meski terdengar menyeramkan, sebenarnya badai geomagnetik tidak memiliki dampak langsung pada manusia, melainkan lebih berdampak kepada teknologi yang kita gunakan.
Tapi mengingat kehidupan kita sekarang ini sudah sangat bergantung pada teknologi yang ada, maka sulit mengatakan bahwa badai tersebut tidak berdampak pada manusia.
ADVERTISEMENT
Namun begitu Tiar menegaskan, dampak badai geomagnetik yang akan menghantam Bumi pada minggu ini, seperti yang diprediksi oleh NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration), tidak akan terlalu signifikan. Jadi kita tidak perlu khawatir dengan fenomena alam ini.