LAPAN: Indonesia Terancam Kejatuhan Satelit China

12 Maret 2018 14:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tiangong-1  (Foto: Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Tiangong-1 (Foto: Reuters)
ADVERTISEMENT
Stasiun Luar Angkasa Tiangong-1 diperkirakan akan segera melakukan re-entry (masuk kembali ke atmosfer Bumi). Stasiun luar angkasa ini diluncurkan pada 20 September 2011 di Jiuquan Satellite Launch Center di China.
ADVERTISEMENT
Satelit dikatakan mengalami re-entry jika telah melewati ketinggian di bawah 120 kilometer. Dari ukuran dan massa Tiangong-1, diperkirakan akan ada bagian dari satelit tersebut yang akan tersisa hingga ke permukaan Bumi saat satelit tersebut terbakar memasuki lapisan atmosfer.
Pada 4 Mei 2017, Cina telah menyampaikan kepada United Nations Committee on the Peaceful Uses of Outer Space (UNCOPOUS), Komite PBB untuk penggunaan aktivitas antariksa secara damai, bahwa laboratorium antariksa Tiangong-1 akan segera mengalami re-entry karena telah mengalami kerusakan sejak 16 Maret 2016.
Berdasarkan data elemen orbit per tanggal 9 Maret 2018, diperkirakan bahwa Tiangong-1 akan mengalami re-entry sekitar tanggal 10 April 2018 ± 1 bulan.
Jiuquan Satellite Center. (Foto: DLR via Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Jiuquan Satellite Center. (Foto: DLR via Wikimedia Commons)
“Saat ini (negara-negara) yang berada di antara 43 derajat Lintang Utara dan Lintang Selatan berpotensi kejatuhan bagian dari satelit. Akan dipantau terus menerus sehingga perhitungannya semakin akurat,” kata Kepala Bidang Diseminasi Pussainsa LAPAN, Dr. Emanuel Sungging Mumpuni kepada kumparanSAINS.
ADVERTISEMENT
Karena itu, Indonesia yang terletak di sepanjang garis khatulistiwa pun terancam akan kejatuhan bagian dari satelit ini.
Mengingat dampak yang akan terjadi bila bagian dari satelit ini jatuh, LAPAN pun melakukan pengamatan dan pemantauan terhadap jatuhnya satelit Tiangong-1, termasuk kapan dan di mana satelit ini akan jatuh.
Peta lintasan orbit Tiangong-1 (37820). (Foto: LAPAN)
zoom-in-whitePerbesar
Peta lintasan orbit Tiangong-1 (37820). (Foto: LAPAN)
Meskipun sudah ada perkiraan kapan satelit Tiangong-1 akan jatuh, prediksi ini masih bisa berubah berdasarkan aktivitas matahari dan geomagnet yang akan mempengaruhi kondisi kerapatan atmosfer yang dilalui satelit tersebut.
“Kalau jatuh di Indonesia harus dipantau, apakah jatuh di atas wilayah berpenduduk atau di laut, risiko di daerah penduduk bisa berbahaya,” kata Emanuel.
Bagian dari satelit yang kemungkinan masuk ke Bumi adalah tangki bahan bakar yang berbahaya bila disentuh langsung. Selain itu, tangki bahan bakar tersebut kemungkinan mengandung Hidrazine yang merupakan bahan beracun dan bersifat korosif.
ADVERTISEMENT
Proses re-entry Tiangong-1 ini dapat diikuti melalui situs resmi Pemantauan Realtime Benda Jatuh Antariksa Buatan milik LAPAN di alamat serta melalui akun Twitter @OrbsatLAPAN.